google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Siapkan Penggalangan Dana Baru Langsung ke konten utama

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Siapkan Penggalangan Dana Baru


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bersiap menggalang pendanaan baru untuk memuluskan akuisisi tambang Kestrel milik Rio Tinto. ADRO bersama mitranya, EMR Capital Ltd akan mencari pinjaman perbankan senilai US$ 1,5 miliar.

Dalam transaksi tersebut, ADRO dan EMR Capital membentuk perusahaan patungan bernama Kestrel Coal Resources Pty Ltd untuk mengakuisisi 80% saham Kestrel Coal Mine. Di perusahaan patungan tersebut, ADRO mengempit 48% saham, sementara EMR 52% saham.

Total nilai akuisisi mencapai US$ 2,25 miliar. "Dana akuisisi berasal dari utang sebesar 60% dan ekuitas sebesar 40%," ujar Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO, Kamis (2/8). Ia mengatakan, pinjaman itu akan diperoleh dari 14 bank nasional dan internasional.

Garibaldi berharap, akuisisi ini akan menambah produksi batubara kokas perusahaan. Tahun ini saja, Kestrel Coal Mine membidik volume produksi mencapai 5 juta metrik ton. Target ini diharapkan meningkat menjadi 7 juta metrik ton pada akhir 2019.

Katalis positif

Pada 2017, tambang Kestrel memproduksi 4,25 metrik ton batubara metalurgi berkualitas tinggi dan memiliki cadangan yang dapat dijual (marketable reserves) sebesar 146 metrik ton dan sumber daya 241 metrik ton.

Jika memenuhi target, tambang Kestrel bisa memberi kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton untuk ADRO. "Dengan akuisisi ini, kami juga bisa melakukan diversifikasi," imbuh dia.

Usai akuisisi, ADRO akan memasok batubara kokas untuk kebutuhan dalam negeri. Salah satu permintaan kokas datang dari PT Krakatau Posco.

ADRO juga akan menjual batubara kokas ke pasar luar negeri, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan. Menurut Garibaldi, akuisisi terhadap Kestrel merupakan bagian penting dari ekspansi strategis ADRO untuk portofolio batubara metalurgi, yang telah dimulai dengan Adaro MetCoal.

Praska Putrantyo, analis senior Infovesta Utama, mengatakan, akuisisi ini bakal menjadi katalis positif untuk ADRO dalam jangka panjang. Apalagi, harga batubara cenderung meningkat. "Harga batubara akan lebih baik di tahun 2019 nanti, tapi juga tergantung pada permintaan dari India dan China," kata Praska kepada KONTAN.

Meski demikian, Praska mengingatkan kalau saat ini harga batubara masih rentan berfluktuasi. Sehingga, jika ingin mengoleksi saham ADRO, sebaiknya dilakukan dalam jangka pendek dan menengah.

Secara teknikal, saham ADRO bisa mulai dibeli dengan target harga Rp 2.200 per saham hingga Rp 2.400 per saham. Sementara jika dinilai secara fundamental, investor bisa mulai mengoleksi saham ADRO dengan target harga Rp 2.600 per saham.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ADRO mengalami koreksi 2,27% ke level Rp 1.935 per saham.

Baca juga:

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...