google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Akan Kerek Produksi Langsung ke konten utama

PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Akan Kerek Produksi

PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)


PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berpeluang mengerek produksi untuk memenuhi arahan pemerintah yang ingin menambah kuota ekspor batu bara sejumlahh 100 juta ton.

Direktur dan Chief Legal Officer Adaro Energy M. Syah Indra Aman menyampaikan, rencana pemerintah menambah ekspor batu bara 100 juta ton bertujuan meningkatkan devisa. Dengan langkah itu, diharapkan pergerakan mata uang rupiah lebih stabil.

Perusahaan tentunya melihat peluang mengerek produksi untuk membantu program pemerintah. Namun demikian, jumlahnya dipekirakan tidak akan jauh dari target awal tahun.

"Kalau ditanya mampu atau tidak naikan produksi, tentunya kami mampu. Namun, kami punya perencanaan jangka panjang yang kami jaga. Jadi, kalaupun menaikan produksi volumenya kecil," tuturnya, Rabu (29/8/2018).

Dia mencontohkan, pada 2017 realisasi produksi batu bara Adaro sejumlah 52,64 juta ton dan bujet 2018 naik sedikit menjadi 54 juta--56 juta ton. Artinya, kenaikan produksi dilakukan secara bertahap untuk menjaga prinsip bisnis keberlanjutan dalam jangka panjang.

Terkait kinerja produksi batu bara pada semester II/2018, volumenya berpotensi meningkat dibandingkan paruh pertama tahun ini. Per Juni 2018, volume produksi perseroan turun 4% year-on-year (yoy) menjadi 24,06 juta ton, dan penjualan terkoreksi 6% yoy menuju 23,81 juta ton.

Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) Adaro Energy David Tendian menuturkan, seiring dengan kenaikan kinerja operasional perusahaan optimistis meraih target EBITDA 2018 senilai US$1,1 miliar--US$1,3 miliar. Per Juni 2018, EBITDA operasional turun 5% yoy menjadi US$593 juta.

Pada tahun depan, perseroan berpotensi membukukan tambahan pendapatan dari tambang Kestrel. Komposisinya 48% dari total pemasukan, sesuai porsi saham ADRO di proyek tersebut.

Akuisisi tambang Kestrel oleh Adaro Energy dengan EMR Capital Ltd dari Rio Tinto secara resmi rampung pada 1 Agustus 2018. Setelah transaksi ini rampung, kepemilikan atas Kestrel meliputi Kestrel Coal Resources Pty Ltd  sebesar 80% dan Mitsui Coal Australia 20%.

Kestrel Coal Resources Pty Ltd merupakan perusahaan patungan yang dibentuk Adaro dan EMR dengan kepemilikan sejumlah 48% dan 52%.  "Kalau tahun ini kontribusi belum maksimal, karena hanya 4 bulan [sampai 2018 berakhir]. Tahun depan kontribusinya lebih signifikan," tutur David.
http://market.bisnis.com/read/20180829/192/833085/berikut-rencana-adaro-energy-adro-dalam-mendongkrak-produksi

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...