PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
"MTN lebih untuk reprofiling utang," ujar Harry M. Zen, Direktur Keuangan TLKM, Rabu (28/9). Harry bilang, komposisi pinjaman bank TLKM cukup besar.
Masalahnya, Bank Indonesia (BI) sudah beberapa kali menaikkan suku bunga acuan. Tren ini diperkirakan bakal berlanjut hingga beberapa waktu ke depan.
Sehingga, hal itu berpotensi membuat beban bunga Telkom bertambah. Atas dasar ini, TLKM memutuskan untuk merilis MTN. Sebab, MTN memiliki kupon yang tetap.
Sayang, Harry belum bersedia memperinci berapa yield MTN tersebut. "Karena baru akhir pekan ini signing dilakukan," imbuhnya.
Namun, berdasarkan dokumen penawaran, MTN tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni konvensional dan syariah. Rentang yield keduanya sama, 7,75%-8,75% untuk MTN tenor 3 tahun.
MTN tenor 2 tahun memiliki yield 7,50^-8,50%. Sedang yield untuk tenor satu tahun antara 7,25% hingga 8%.
Kinerja TLKM semester I tahun ini mengalami penurunan. Meski demikian, saham emiten pelat merah tersebut tetap prospektif.
"Tapi, semester II ini lebih bersahabat untuk TLKM," tulis Giovani Dustin, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam riset 1 Agustus.
Pendapatan dari segmen bisnis data bakal kembali membaik sehingga, kinerja TLKM masih tetap inline hingga akhir tahun.
Dia masih mempertahankan rekomendasi buy saham TLKM dengan target harga Rp 5.000 per saham. Kemarin, saham perusahaan stagnan di level Rp 3.580 per saham.
https://investasi.kontan.co.id/news/telkom-tlkm-akan-terbitkan-mtn-rp-15-triliun-pekan-ini
Komentar
Posting Komentar