google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Langsung ke konten utama

Prospek Saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atawa BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) yang agresif di paruh pertama tahun ini membuat kinerja PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) cenderung stagnan. Belum lagi penyaluran kredit Bank Danamon cenderung melambat lantaran mulai turunnya porsi kredit mikro.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2018, walau berhasil mencetak kenaikan pendapatan sebesar 0,35% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 10,05 triliun, laba bersih BDMN justru terkikis sekitar 1,35% jadi Rp 2,01 triliun.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital menjelaskan, kinerja BDMN hingga akhir Juni lalu memang belum mengalami perbaikan yang signifikan. Hal ini berbeda dengan tren perbankan besar lainnya yang menunjukkan kinerja ciamik di enam bulan pertama 2018 lalu.

Hal tersebut juga terlihat dari penyaluran kredit BDMN yang masih lambat. Padahal, bagi perbankan yang masuk kategori BUKU III, kondisi ini cukup memberatkan. Sebagai catatan saja, hingga akhir Juni 2018, total penyaluran kredit mikro bank ini hanya sebesar Rp 4,5 triliun, atau turun 47% dibanding tahun lalu.

Memang kredit mikro BDMN hanya menyumbang 3% dari total penyaluran kredit. Tetapi Alfred melihat, hal tersebut juga tetap berpengaruh negatif pada BDMN. Sebenarnya, Bank Danamon memang berniat menurunkan porsi kredit mikro, karena ingin fokus ke segmen andalannya, yakni non-mass market, seperti usaha kecil dan menengah (UKM), pembiayaan perumahan dan pembiayaan kendaraan bermotor.

Dampak MUFG

Walau kinerja Bank Danamon masih lesu, masuknya The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (MUFG) sebagai penguasa BDMN mampu membuat harga saham perbankan yang satu ini melesat. Kemarin, harga saham BDMN berada di Rp 6.900 per saham. Akhir Juli, BDMN sempat dihargai Rp 6.250 per saham.

MUFG menggenggam 40% saham BDMN sejak 3 Agustus 2018. Alfred berpendapat, peningkatan kepemilikan saham MUFG belum akan berdampak signifikan pada kinerja BDMN. Meski begitu, aksi tersebut cenderung memberi sinyal positif bagi para investor bahwa MUFG yakin prospek BDMN masih positif.

"Selama belum ada penjelasan mengenai strategi dalam mengembangkan usaha secara anorganik, maka aksi tersebut hanya berpengaruh dalam jangka pendek terhadap kenaikan saham BDMN," jelas Alfred, Selasa (7/8).

Tanpa langkah pengembangan bisnis secara anorganik, maka Alfred memperkirakan kinerja BDMN masih mengikuti kondisi sektor perbankan yang cenderung tertekan, akibat adanya kenaikan suku bunga acuan.

Terlebih, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Danamon sedikit naik dari 3,2% menjadi 3,3% pada paruh pertama 2018. Posisi margin bunga bersih alias net interest income (NIM) malah susut dari 9,3% per akhir Juni 2017 menjadi 9,2% semester I-2018.

Nah, dengan potensi kenaikan BI 7-DRR yang masih bakal berlanjut, analis menilai Bank Danamon bakal sulit menurunkan NPL.

Dari sisi valuasi, Alfred mencatat, PBV atau price to book value BDMN 1,5 kali. Level ini tergolong mahal karena PBV Bank Negara Indonesia (BBNI) hanya 1,2 kali dan Bank Tabungan Negara BBTN hanya 1 kali. Oleh karena itu, Alfred merekomendasikan sell saham BDMN dengan target harga Rp 5.480 per saham.

Analis Maybank Kim Eng Securities Rahmi Marina juga cenderung pesimistis melihat prospek pertumbuhan laba BDMN. "NPL perusahaan masih berpotensi naik, yang akhirnya mengurangi laba bersih perusahaan, yang kami targetkan Rp 4,3 triliun di akhir 2018," tulisnya dalam riset 1 Agustus lalu. Ia masih menyarankan hold di target harga Rp 6.200 per saham.

Tapi Isfhan Helmy, analis OCBC Sekuritas Indonesia masih memberi rekomendasi beli. Ia mematok target harga Rp 7.650 per saham
http://investasi.kontan.co.id/news/menakar-prospek-saham-bank-danamon-dalam-dekapan-bank-of-tokyo-tokyo-mitsubishi-ufj

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...