google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) di medio 2018 Langsung ke konten utama

Kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) di medio 2018


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) di medio 2018 cukup mentereng. Perusahaan ritel ini membukukan pendapatan sebesar Rp 3,33 triliun, naik 22,34% dibandingkan periode yang sama di 2017.

Sejalan dengan pendapatan tersebut, laba bersih ACES melesat 30% menjadi Rp 426 miliar di semester I-2018.

Sekretaris Perusahaan ACES Helen Tanzil mengatakan, kenaikan laba ini disebabkan tingkat beban yang tetap terjaga. "Karena bebannya tetap, jadi kenaikan pendapatan ini meningkatkan laba," ujar Helen saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Beban pokok penjualan pada semester I-2018 mencapai Rp 1,76 triliun. Sedangkan beban usahanya mencapai Rp 1,14 triliun.

Di sisi lain, margin laba bersih ACES di semester I-2018 tercatat mencapai 12,2%. Namun angka ini masih lebih rendah dibandingkan margin laba bersih di akhir Desember 2017 yang sebesar 12,8%. "Rendahnya net profit margin karena ACES harus membayar tunjangan hari raya (THR) karyawan," terang Helen.

Meski pendapatan dan laba bersih ACES naik tinggi, ACES belum merevisi target kinerja perusahaan tahun ini. Manajemen Ace Hardware menargetkan pendapatannya tahun ini bisa tumbuh 15% ketimbang tahun lalu.

Demi mencapai pertumbuhan itu, ACES akan melanjutkan ekspansi dengan membuka empat gerai baru di sisa tahun ini. Sebelumnya, ACES telah membuka gerai terbarunya di Cilegon dengan luas 1.950 meter persegi (m2). "Paling tidak, ada empat gerai lagi yang akan dibuka. Sebagian besar akan berada di Pulau Jawa," kata Helen.

Hingga akhir tahun ini, ACES sudah membuka 11 gerai baru. ACES memang berencana membuka sekitar 15 gerai baru di tahun ini. Jika ditotal, ACES telah memiliki 158 gerai.

Perusahaan ini menganggarkan belanja modal Rp 200 miliar demi memuluskan ekspansi itu. Hingga akhir semester I-2018, perusahaan ritel perkakas rumah tangga ini telah menyerap belanja modal Rp 60 miliar yang dirogoh dari kas internal perusahaan.

Sepanjang semester I-2018, ACES juga berhasil mencatatkan kenaikan same store sales growth (SSSG) atau pertumbuhan penjualan di toko yang sama sebesar 13,4%. "Paling besar SSSG di luar Pulau Jawa yang mencapai 15%-16% hingga saat ini," kata Helen.

Ia menilai, kenaikan harga komoditas menjadi salah satu hal yang menyetir pertumbuhan toko di luar Jawa. SSSG ACES tersebut sudah melebihi target perusahaan yang dipatok pada awal tahun ini, yakni 5%.

Pada paruh pertama tahun ini, ACES memiliki total aset Rp 4,53 triliun. Kemarin, saham ACES naik 2,62% menjadi 1.370 per saham.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...