KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta pemilihan presiden tahun 2019 sudah terang benderang. Dua pasangan calon akan berlaga dalam pilpres tahun depan. Yakni petahana Joko Widodo berpasangan dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. Serta PrabowoSubianto yang menggandeng Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Pilpres kali ini akan dampak tersendiri bagi kegiatan pasar modal Indonesia. Sejumlah saham bakal terpengaruh dengan pesta demokrasi lima tahunan ini. Seperti sektor telekomunikasi, media, konsumsi dan ritel.
Beberapa saham juga terimbas sentimen dari momen politik ini. Seperti saham-saham yang dimiliki Sandiaga Uno.
Namun, analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan saham-saham yang dimiliki Sandiaga Uno seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) cuma akan terkena sentimen jangka pendek dari pilpres 2019 ini.
"Saham-saham itu akan sama seperti saham lain pada umumnya. Mereka hanya akan terkena sentimen jangka pendek terkait pencalonan dari salah satu capres dan cawapres. Tidak ada yang istimewa sebenarnya dari hal ini," jelasnya, Minggu (12/8). Aditya bilang yang patut diperhatikan ialah kinerja bisnis dari masing-masing emiten ke depannya.
Ia sendiri lebih tertarik dengan saham-saham yang indentik dengan Jokowi seperti sektor kontruksi dan infrastruktur. "Untuk konstruksi, saya lebih tertarik dengan semakin positifnya arus kas operasional perusahaan konstruksi. Hal ini dapat lebih memperkuat kas perusahaan untuk membiayai proyek-proyek ke depannya," kata Aditya.
Ia juga menyatakan bahwa sektor konstruksi cukup menggeliat akhir-akhir ini karena terimbas dari pembayaran pengerjaan proyek yang mulai cukup menghidupkan aliran arus kas operasional perusahaan. "Selain itu, sektor konstruksi juga mencatatkan kenaikan revenue dan laba bersih yang positif selama semester I lalu," imbuhnya.
Ia juga melihat bahwa pasar pun mulai berekspektasi mengenai peluang Jokowi untuk kembali menang pada pilpres tahun depan. "Sebab mereka yakin kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi untuk mempercepat infrastruktur yang terlihat dari kenaikan dana alokasi APBN untuk infrastruktur akan kembali terulang di periode II nanti," tandasnya.
Dari sisi saham, Aditya merekomendasikan untuk buy on weakness saham SRTG, dengan target harga jangka pendek di level Rp 3.900 per saham. Untuk ADRO, ia juga merekomendasikan untuk beli dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 2.350 per saham. Sementara untuk NRCA ia menyarankan trading buy, dengan target harga jangka pendek di level Rp 412 per saham.
Untuk saham WSKT, Aditya bilang, harganya masih cukup murah, saat ini diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 5,12 kali. Lalu PTPP saat ini diperdagangkan di PER 9,1 kali. Pun WIKA pun terbilang menarik, saat ini memiliki PER 11,8 kali dan .saham ADHI diperdagangkan dengan PER 10,47 kali.
Komentar
Posting Komentar