google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) | 23 Agustus 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) | 23 Agustus 2018


PT United Tractors Tbk (UNTR) masih terus mengukir kinerja positif. Anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan kenaikan selama kuartal II maupun semester pertama 2018.

Emiten alat berat ini juga masih menjadi kesukaan para analis. Dari pantauan KONTAN, dari 28 analis, hanya 9 analis yang tidak merekomendasikan beli saham ini.

Sepanjang kuartal kedua, pendapatan UNTR mengalami kenaikan sebesar Rp 38 triliun dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya naik 32,31% dari Rp 29 triliun. Laba bersih perusahaan juga meningkat 60,11% menjadi Rp 5,74 triliun dari periode yang sama di tahun 2017 yaitu Rp 3,42 triliun.

Pendapatan perseroan semester I memang masih didongkrak dari sisi sales volume untuk produk Komatsu sebanyak 37% menjadi 2.400 unit, berbanding tahun lalu 1.751 unit. Kenaikan volume penjualan alat berat Komatsu dikarenakan adanya permintaan alat berat dari sektor pertambangan. perkebunan dan konstruksi.

Jika ditotal, pendapatan lini bisnis mesin konstruksi meningkat sebesar 24% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 Rp 11,2 triliun menjadi Rp 13,9 triliun. Kenaikannya juga ditopang dengan harga komoditas batubara yang menguat.

Penjualan UD Truck juga mengalami peningkatan penjualan menjadi 417 unit dari sebelumnya 276 unit. Namun untuk merek Scania justru mencatatkan penurunan dari 553 menjadi 533 unit.

Tambang Emas Martabe

Analis Bahana Sekuritas Andri Ngaserin mengatakan dalam risetnya per 14 Agustus 2018, UNTR melalui anak usahanya PT Pama persada Nusantara baru saja mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources yaitu pemilik tambang emas Martabe di Sumatra Utara. Nilai tranksaksi tersebut mencapai US$ 917,9 juta.

Sebagai bagian dari transaksi, UNTR dan PT Pama Persada Nusantara akan memberikan pinjaman kepada Agincourt maksimum sebesar US$ 325 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman Agincourt.

Akuisisi UNTR terhadap Martabe merupakan salah satu variasi yang diambil selain bergerak di bidang batubara. "Akuisisi ini diharapkan bisa membuat kinerja mereka meningkat," katanya dalam riset.

Analis Kresna Securities Robertus Yanuar Hardy menilai, akuisisi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap UNTR tapi secara merata akan dirasakan anak usahanya juga.

"Ada kemungkinan Pama Persada juga akan menerima peningkatan order untuk jasa penambangan," katanya kepada Kontan.co.id Selasa (21/8).

Robertus juga mengatakan, UNTR berani tampil beda dibandingkan dengan emiten yang lain. Karena untuk membayar akuisisi tambang Martabe ini, mereka mengunakan kas internal perseroan yang mencapai Rp 18 triliun ditambah pinjaman dari bank.

Sekadar tahu saja, sebelum tambang ini diakuisisi oleh UNTR, Martabe juga diminati oleh perusahaan asal Tiongkok. China's Pengxin International Mining Co Ltd sempat menawar tambang ini senilai US$ 1,5 miliar.

Tahun 2017, Martabe dikatakan memproduksi 352 ribu refined gold dan 2,4 miliar refined silver. Total revenuenya saat itu mencapai US$ 484 miliar dengan EBITDA US$ 327 miliar.

PT Agincourt Rescources saat ini dikatakan tengah memulai kegiatan penambangan di pit ketiga yaitu Ramba Joring. Dalam kuartal pertama 2018, Ramba Joring juga memberikan kontribusi dari segi volume.

Andri merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 46.300 per sahamnya. Robertus juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 40.000 per sahamnya.

Setali tiga uang, Hariyanto Wijaya dari RHB juga merekomendasikan buy. Ia memberikan target harga yang cukup positif Rp 47.600 per sahamnya.

UNTR menutup perdagangan hari ini, Selasa (21/8) di level Rp 34.675 per sahamnya atau menurun 0,86% dibandingkan dengan perdagangan Senin (20/8).
http://investasi.kontan.co.id/news/saham-united-tractors-untr-masih-jadi-pilihan-analis

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...