MGRO mencatatkan pendapatan di 1H18 sebesar Rp837 miliar (+10,8% YoY) sesuai dengan estimasi (PANS: 42,8%), sementara laba bersih tercatat mengalami kerugian sebesar -Rp18 miliar, namun membaik jika dibandingkan 1H17, yang juga mencatat kerugian sebesar -Rp25 miliar. Laba kotor meningkat 6,0% YoY menjadi Rp54 miliar, namun marjin laba kotor masih mengalami tekanan di 6,4% (1H17: 6,7%) disebabkan oleh meningkatnya pembelian bahan baku sebesar 14,9% YoY yang menyebabkan COGS naik 11,1% YoY. Sementara itu, laba operasi tumbuh 33,9% YoY menjadi Rp7 miliar yang didorong oleh penurunan 1,1% YoY pada beban administrasi dan umum. Kinerja perusahaan di 1H18 yang cukup baik ini didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO sebesar 23,1% YoY yang membantu meng-offset penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 8,0% YoY. Kami memprediksi peningkatan produksi CPO di 2H18 akibat faktor seasonality, dan harga CPO yang stabil didorong oleh katalis positif dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperluas penggunaan biodiesel (B20) ke sektor non-PSO. Sehingga kami mengestimasi pendapatan perseroan di 2018 akan tumbuh 11% YoY ke Rp1,96 triliun dan laba bersih tumbuh 223% YoY ke Rp40 miliar. Kami merekomendasikan BUY saham MGRO dengan target harga Rp450, saat ini MGRO diperdagangkan pada PER 13,2x di 2019, 1,1% discount terhadap sektor. Risiko terhadap rekomendasi kami: gangguan produksi CPO akibat cuaca buruk dan volatilitas harga global CPO.
Pendapatan meningkat 10,8% YoY. MGRO mencatatkan pertumbuhan pendapatan di 1H18 sebesar 10,8% YoY menjadi Rp837 miliar, sesuai dengan estimasi (PANS: 42,8%), didorong oleh peningkatan penjualan CPO (+13,2% YoY), PK (6,6% YoY), dan Cangkang (+15,9% YoY) perusahaan, sementara pendapatan dari jasa sewa tangki timbun sedikit mengalami penurunan (-3,9% YoY). Perlu diketahui, 74,5% dari total pendapatan perusahaan berasal dari penjualan CPO, 18,4% dari penjualan PK, 4,1% dari Jasa sewa tangki timbun, 2,6% dari penjualan Cangkang, dan sisanya dari penjualan produk turunan lainnya.
Volume penjualan CPO dan PK meningkat. Kinerja MGRO yang cukup baik di 1H18 didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO dan PK menjadi 79 kton (+23,1% YoY) dan 24 kton (+25,1% YoY), yang membantu meng-offset penurunan harga jual rata-rata CPO dan PK ke level Rp7.857/kg (-8,0% YoY) dan Rp6.422/kg (-14,8% YoY).
Rugi mengalami penurunan. Laba kotor perusahaan meningkat 6,0% YoY menjadi Rp54 miliar, namun marjin laba kotor masih mengalami tekanan di 6,4% (1H17: 6,7%) disebabkan oleh meningkatnya pembelian bahan baku sebesar 14,9% YoY, dimana volume pembelian TBS naik 27,5% YoY menjadi 480 kton, sementara harga beli TBS mengalami penurunan sebesar 9,8% YoY menjadi ~Rp 1.600/kg. Hal ini menyebabkan COGS naik 11,1% YoY, dimana 94% dari COGS perusahaan berasal dari pembelian bahan baku TBS dari pihak ketiga. Laba operasi perusahaan tumbuh 33,9% YoY menjadi Rp7 miliar, didorong penurunan 1,1% YoY pada beban administrasi & umum. Meskipun demikian, MGRO masih mencatatkan kerugian sebesar Rp18 miliar di 1H18, namun membaik dibandingkan dengan rugi di 1H17 sebesar Rp25 miliar, kerugian disebabkan oleh beban keuangan sebesar Rp21,5 miliar di 1H18 (1H17: Rp28,2 miliar), namun kami memperkirakan struktur modal perusahaan akan membaik didorong oleh hasil dana IPO.
Produksi CPO dan PK mengalami pertumbuhan. Produksi CPO dan PK perusahaan di 1H18 mengalami peningkatan menjadi 83 kton (+27,3% YoY) dan 24 kton (+25,6% YoY), seiring dengan pemulihan produksi TBS dari pihak eksternal dan petani, serta cuaca yang mendukung. Kami mengestimasikan produksi CPO di 2018 akan meningkat menjadi 193 kton (+~20% YoY), sementara produksi PK di 2018 kami perkirakan akan tumbuh menjadi 53 kton (+~15% YoY).
Net gearing diharapkan akan membaik. MGRO menargetkan capex sebesar Rp40-50 miliar dari hasil IPO yang mencapai Rp158,82 miliar. Dengan dana hasil IPO ini, net gearing kami perkirakan akan membaik, seiring dengan penambahan terbatas interest debt untuk modal kerja. Kami memprediksi net gearing akan berada di level 0,66x di 2018 (1H18: 0,97x).
Rekomendasi BUY dengan target harga Rp450. Kami mengestimasi pendapatan MGRO di 2018 akan tumbuh 11% YoY ke Rp1,96 triliun, didorong oleh peningkatan volume penjualan CPO, seiring dengan peningkatan produksi akibat cuaca yang baik, yang meng-offset perkiraan penurunan harga jual rata-rata CPO. Selain itu, katalis positif datang dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperluas penggunaan biodiesel (B20) ke sektor non-PSO, yang akan membuat harga CPO nasional menjadi lebih stabil. Selain itu, laba bersih di 2018 kami perkirakan akan tumbuh 223% YoY ke Rp40 miliar, didorong oleh membaiknya marjin akibat cost efficiency. Kami merekomendasikan BUY saham MGRO dengan target harga Rp450, saat ini MGRO diperdagangkan pada PER 13,2x di 2019, 1,1% discount terhadap sektor.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar