KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa panen raya bagi PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sudah berlalu. Di kuartal kedua lalu, momentum lebaran cukup sukses mendongkrak kinerja emiten ritel ini. Namun ditilik secara tahunan, LPPF tak bertumbuh signifikan.
Sepanjang semester-I 2018, penjualan anak usaha Grup Lippo ini hanya naik tipis 3,14% year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,91 triliun. Sementara, laba bersih tumbuh lebih mini lagi yakni hanya 0,5% yoy menjadi Rp 1,34 triliun.
Analis OCBC Sekuritas Ishfan Helmy dalam risetnya 8 Agustus, menilai, momentum Ramadan dan Lebaran lalu bisa dibilang tak sekuat tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan per toko atau same store sales growth (SSSG) Matahari tercatat menciut menjadi 4,5%, jauh lebih rendah jika dibandingkan kuartal kedua tahun sebelumnya yang mencapai 14,6%. Capaian SSSG ini juga lebih rendah dari pada kuartal pertama lalu sebesar 4,8%.
"Dalam pandangan kami, konsumsi domestik sudah mencapai titik terendah namun belum kelihatan juga tanda-tanda pemulihannya. Peluang pertumbuhan kelihatannya lebih besar di area tertentu di luar Jawa yang di kuartal kedua SSSG nya mampu mencapai 6%," terang Ishfan.
Senada, Christine Natasya, analis Mirae Aset Sekuritas, turut ragu terhadap keberlanjutan pertumbuhan penjualan Matahari di tengah upayanya menutup sejumlah toko. Menurutnya, Matahari sempat menyatakan rencananya menutup dua hingga toko lagi pada di paruh kedua tahun ini.
"Menurut perusahaan, efek penutupan toko ini akan minim karena hanya berkontribusi sekitar Rp 60 miliar pada pendapatan di tahun 2017," papar Chrsitine.
Sementara, di semester pertama lalu Matahari gagal membuka dua toko baru yang telah diantisipasi sebelumnya lantaran belum mendapat lokasi yang sesuai. Christina menyebut, perusahaan memperkirakan hanya akan membuka satu atau dua toko baru hingga akhir tahun nanti.
Sebaliknya, Ishfan masih yakin pada kemampuan ekspansi Matahari. Menurutnya, perusahaan akan mempertahankan pipeline toko barunya sebanyak 38 toko hingga 2019 mendatang.
Untungnya, Matahari berhasil mencatat pertumbuhan penjualan online di kuartal kdua sebesar 32% qoq.
Sementara, penjualan keseluruhan Matahari.com sepanjang enam bulan pertama tahun ini melonjak 91% yoy. "Ini sejalan dengan target perusahaan menggandakan total penjualan online di tahun 2018," ujar Christine.
Setelah melakukan rebranding platform online dari sebelumnya Mataharistore.com menjadi Matahari.com, Matahari juga akan meluncurkan aplikasi mobile terbaru pada akhir tahun nanti.
Diharapkan, ini dapat makin menggenjot penjualan online Matahari di tengah ketatnya persaingan dengan e-commerce seperti Lazada, Shopee, dan Tokopedia.
Dari segi margin, Ishfan masih yakin Matahari dapat tetap menjaganya stabil sampai akhir tahun. "Di semester-I lalu, margin kotor Matahari masih berada di level 36%, sementara margin bersih di atas 13%," rinci Ishfan.
Sementara, Christina memproyeksi margin bersih LPPF hanya akan mencapai 4% di akhir tahun. Ia juga merevisi turun proyeksi pendapatan LPPF sebesar 2% menjadi Rp 10,51 triliun, sedangkan laba bersih diprediksi sebesar Rp 1,87 triliun.
Dari segi harga saham, LPPF telah mengalami koreksi sekitar 40% sejak awal tahun. Namun, koreksi ini dilihat Ishfan sebagai kesempatan emas bagi investor untuk mengakumulasi beli saham untuk jangka panjang.
Alasannya, profitabilitas Matahari masih terbilang stabil kendati kendati pertumbuhan konsumsi masih lemah.
Untuk itu, Ishfan masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham LPPF. Hanya saja, dengan pertimbangan penurunan harga saham dalam tujuh bulan ini, ia menurunkan target harga dari sebelumnya Rp 10.800 menjadi Rp 9.000 per saham.
Adapun, Christina menurunkan rekomendasinya dari beli menjadi trading beli untuk LPPF. Ia mematok target harga sebesar Rp 9.300 per saham.
Komentar
Posting Komentar