KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan rokok yang solid mampu meningkatkan pangsa pasar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Imbasnya, kinerja keuangan emiten ini masih tumbuh positif di tengah kenaikan cukai.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam riset 30 Juli mengaku, kenaikan cukai terhadap produk tembakau pada dasarnya memang mempengaruhi industri rokok secara nasional. Buktinya, volume penjualan rokok nasional turun 0,7% year on year (yoy) di kuartal II-2018 menjadi 75,2 miliar batang.
HMSP di kuartal II-2018 mampu menjual 25 miliar batang rokok atau meningkat 0,7% (yoy), padahal di kuartal I-2018 volume penjualan rokok HMSP turun 1,7% (yoy). Itu artinya, volume penjualan HMSP mampu mengungguli industri.
Dia menambahkan, peningkatan volume penjualan rokok HMSP di kuartal II-2018 tak lepas dari produknya yakni Dji Sam Soe Magnum Mild yang baru diluncurkan awal kuartal II. Secara umum, volume penjualan seluruh produk Dji Sam Soe melesat 42% (yoy) menjadi 6,9 miliar batang di kuartal II-2018.
Volume penjualan rokok yang solid dan pertumbuhan yang melebihi industri mampu menjaga perolehan pendapatan HMSP di akhir semester I-2018. Pada saat itu, pendapatan HMSP tumbuh 5,5% (yoy) menjadi Rp 49,15 triliun, sedangkan laba bersihnya tumbuh 1% (yoy) menjadi Rp 6,11 triliun.
Tak hanya itu, hasil tersebut juga membuat pangsa pasar HMSP meningkat dari 32,7% pada kuartal I-2018 menjadi 33,2% di kuartal II-2018.
Christine yakin di atas kertas HMSP masih bisa meningkatkan pangsa pasarnya di industri rokok. Hanya saja, peningkatan tersebut baru akan terjadi jika HMSP tetap menjual produk rokoknya dengan harga yang murah dibandingkan para pesaingnya. Padahal, di saat yang sama tarif cukai rokok telah naik.
Dengan begitu, ia menyimpulkan HMSP tak bisa mempertahankan pangsa pasar dan menaikan margin secara bersamaan. “Untuk mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus mengorbankan margin,” ujarnya.
Senada, Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Management juga beranggapan, pangsa pasar HMSP hanya akan mengalami perubahan secara terbatas di masa mendatang. Pasalnya, dengan pemain yang ada saat ini saja industri rokok sudah tergolong ketat.
“Pemain baru sulit merebut pangsa pasar karena industrinya sudah mature,” imbuhnya, Kamis (2/8).
Kiswoyo merekomendasikan beli saham HMSP dengan target Rp 5.000 per saham.
Adapun Christine menyarankan hold saham HMSP dengan target Rp 4.200 per saham. Pada Kamis (2/8) saham HMSP ditutup turun 0,79% ke level Rp 3.770.
Komentar
Posting Komentar