*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team
*Market Review 1 Agustus 2018*
Tercatat 266 saham menguat dan 143 saham melemah. *IHSG +96.9 poin (+1.63%) ke level 6.033.4*, dan *LQ-45 +20.4 poin (+2.19%) ke level 954.3*.
*Sectoral Return :*
- Agri +1.33%
- Mining +1.35%
- Basic-Ind +2.96%
- Misc-Ind +3.84%
- Consumer +0.75%
- Property +1.09%
- Infrastructure +0.52%
- Finance +2.34%
- Trade +0.77%
- Manufacture +1.81%
Investor asing *net BUY senilai Rp 629 Miliar*.
*USD/IDR +26.00 poin (+0.18%)* terhadap Rupiah di angka 14,440.
*Saham yang ditutup menguat*
- *CITA ditutup menguat Rp 125 (+8.38%) ke level Rp 1,615*. PT Cita Mineral Investindo Tbk mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang semester I 2018. Pada periode itu, emiten berkode saham CITA ini berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 887,22 miliar atau meningkat 283,70% dari penjualan bersih pada tahun lalu yang mencapai Rp 231,23 miliar. Pihak ketiga Chalco Shandong International Trading Co Ltd menyumbang 35,67% dari penjualan bersih atau setara dengan Rp 316,51 miliar. Kemudian Xiamen Shengmao Co Ltd menyumbang 15,47% setara dengan Rp 137,24 miliar, 10,53% dari penjualan atau Rp 93,45 miliar dari SIICGM (Hongkong) Development Limited, dan 2,65% atau Rp 23,49 miliar dari Yangkuang Group Boyang Foreign.
- *BBNI menguat Rp 425 (+5,74%) ke level Rp 7,825*. Bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) semakin agresif menggenjot kredit berbunga rendah. Di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), penyaluran KUR sepanjang tujuh bulan pertama telah mencapai Rp 9,85 triliun. Artinya bank bersandi BBNI ini sudah menyalurkan 73,28% dari target tahunan pada Juli 2018. Sebab, pemerintah memberikan jatah KUR pada BNI sepanjang 2018 sebesar Rp 13,44 triliun. Hingga Juli 2018, jumlah debitur KUR BNI mencapai 68.000 orang. Meskipun demikian, General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan pihaknya baru merealisasikan kredit dengan bunga 7% ini sebanyak 35% ke sektor produktif. Menurutnya, BNI terus berupaya secara maksimal demi mencapai target penyaluran KUR ke sektor produktif 50%.
- *BBRI menguat Rp 120 (+3.90%) ke level Rp 3,190*. Aset dua bank BUMN semakin gemuk. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan Bank Mandiri berhasil mendekap aset di atas Rp 1.000 triliun pada separuh pertama 2018 ini. Posisi puncak masih bertengger BRI dengan nilai aset Rp 1.097,36 triliun (bank only). Hingga tahun 2022 mendatang BRI menargetkan pertumbuhan aset antara 11%-12% secara tahunan. Strategi meningkatkan aset dengan memperbesar porsi kredit mikro 40% dan memperkecil kredit korporasi maksimal 20%. "Kami juga fokus memperbesar dana murah," kata Suprajarto, Direktur Utama BRI, Selasa (31/7).
- *INCO menguat Rp 170 (+3.89%) ke level Rp 4,540*. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggodok calon partner yang akan digandeng untuk membangun smelter di tambang Pomala dan Bahodopi. Saat ini, sudah mengerucut tiga calon mitra yang akan diajak kerjasama, yaitu dari Jepang, China dan Jerman. Direktur Keuangan Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, proses pemilihan partner terkesan lama, lantaran INCO ingin berhati-hati. Sebab, diperlukan pabrik dan teknologi yang benar-benar tepat. INCO mematok tiga kriteria yang wajib dipenuhi oleh calon mitra kerjanya.
*Saham yang ditutup melemah*
- *POWR melemah Rp 20 (-1.96%) ke level Rp 1,000*. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) capai peningkatan marjin laba kotor menjadi 36%. Selain itu, POWR juga meningkatkan margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization/EBITDA) sebesar 2,3% menjadi US$ 105 juta pada Semester I-2018. Hasil tersebut diklaim sebagai capaian POWR dalam mempertahankan kinerja positif hingga Juni 2018. Pasalnya, permintaan listrik dari kawasan industri mengalami penurunan sebesar 0,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Faktor liburan Lebaran menjadi alasan utamanya. Dibandingkan tahun lalu yang jatuh pada kuartal 3, liburan Lebaran tahun ini jatuh pada kuartal 2 dan merupakan yang terpanjang dibandingkan beberapa tahun belakangan ini.
- *IPCC melemah Rp 30 (-1,77%) ke level Rp 1,660*. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat pertumbuhan laba sebesar 58,12 persen hingga periode 30 Juni 2018 menjadi Rp94,86 miliar dari laba Rp59,99 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, pendapatan neto naik menjadi Rp250,27 miliar dari pendapatan neto Rp195,66 miliar di periode sama tahun sebelumnya dan laba bruto naik menjadi Rp144,29 miliar dari laba bruto Rp99,16 miliar tahun sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar