Genderang perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China ditabuh pada 6 Juli 2018. Hal ini membuat beberapa indeks di Asia menjadi tertekan dalam perdagangan hari ini.
Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest Sekuritas mengatakan bahwa perang dagang cukup pelik dan tidak dapat diestimasi secara akurat karena variabelnya terlalu banyak. Karena itu, Indonesia hanya perlu terus menjaga makro ekonominya sestabil mungkin. Untuk jangka pendek hal ini akan menjadi efek negatif dan begitu pun untuk jangka panjang.
Menurutnya, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk turun ke level 5.300. Beberapa saran meski diperhatikan oleh investor seperti melihat berapa jauh market akan koreksi, salah satunya jika investor memiliki basis investing, sebaiknya investor menambah portofolio sahamnya. "Apalagi jika dirasa fundamentalnya aman dan kejatuhan disebabkan oleh panic sell," kata Aditya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).
Menurut Aditya, di saat seperti ini asset alocation jadi semakin penting, dengan iklim suku bunga naik investor bisa masuk dulu ke reksadana pasar uang. "Kalau saham bisa masuk ke saham blue chip yang fundamentalnya relatif stabil, tidak terpengaruh oleh adanya trade war, contohnya sektor komoditas." tambah Adit.
Dia menyarankan untuk masuk ke saham ADRO, MEDC, ANTM, PSAB, INCO, HRUM, ITMG, LSIP, dan AALI.
http://investasi.kontan.co.id/news/saham-komoditas-jadi-pilihan-saat-ada-perang-dagang
Komentar
Posting Komentar