Emiten sektor perkebunan karet dan kelapa sawit PT Jaya Agra Wattie Tbk. telah menandatangani fasilitas pinjaman sindikasi dengan nilai Rp2,675 miliar.
Kesepakatan tersebut ditandatangani pada Senin (2/7/2018). Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan, Rabu (4/7), emiten dengan kode saham JAWA tersebut mengantongi komitmen pinjaman dari beberapa bank yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank CIMB Niaga dan dan Bank Mandiri juga bertindak sebagai Agen Fasilitas, sedangkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bertindak sebagai Lead Arranger dan PT Bank QNB Indonesia Tbk. bertindak sebagai Arranger.
“Fasilitas pinjaman perbankan ini akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional perusahaan,” ungkap Sekretaris Perusahaan JAWA Harli Wijayadi.
Sayangnya, perusahaan tidak merincikan penggunaan spesifik dana pinjaman sindikasi tersebut.
Dari perolehan pinjaman perbankan tersebut, JAWA akan mendapatkan dampak hukum berupa gadai saham, beralihnya jaminan fidusia, dan beberapa hal lain kepada para kreditur sesuai surat kesepakatan bersama yang telah sah ditandatangani dan diaktakan.
Perseroan sebelumnya baru saja menyelesaikan transaksi afiliasi berupa penambahan saham di tiga anak usaha, yaitu PT Nusantara Makmur Agra (NMA), PT Agri Bumi Sentosa (ABS), dan PT Banjoemas Landen (BL).
“Manfaat transaksi untuk penunjang kegiatan usaha utama Jaya Agra Wattie atau perusahaan yang dikendalikan,” papar Harli.
Pihak-pihak yang melakukan transaksi pembelian saham tambahan NMA, ABS, dan BL adalah JAWA dengan PT Sarana Agro Investama (SAI). SAI merupakan pemegang saham JAWA.
Di NMA, JAWA membeli 50 lembar saham seharga Rp29,12 juta. Di ABS, perusahan membeli 5.105 lembar saham senilai Rp3,99 miliar. Adapun di BL, JAWA menambah 261 lembar saham dengan nilai Rp22,02 juta.
Mengacu pada laporan keuangan tahunan 2017, JAWA memiliki total liabilitas senilai Rp2,47 triliun.
Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun sebesar Rp365,57 miliar, sedangkan utang bank jangka pendek sekitar Rp131,5 miliar.
Sementara itu, utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam setahun besarnya Rp1,04 triliun.
Di sisi kinerja, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp555,13 miliar atau turun 5,93% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp590,13 miliar.
JAWA juga masih mengalami rugi bersih, meski nilainya berkurang. Per 2017, rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah Rp197,33 miliar atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang menyentuh Rp222,52 miliar.
http://market.bisnis.com/read/20180705/192/813104/jawa-kantongi-pinjaman-rp267-miliar
Komentar
Posting Komentar