Sepekan terakhir ini, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk jadi salah satu saham buruan investor asing. Selama sepekan belakangan, asing mencetak net buy Rp 45,58 miliar di saham berkode ITMG ini. Bahkan, kemarin, asing mencetak net buy Rp 21,04 miliar di ITMG.
Memang, banyak pihak memprediksi kinerja emiten tambang ini bakal positif berkat kenaikan harga batubara. Para analis juga menilai, pelemahan rupiah tidak terlalu mempengaruhi kegiatan bisnis emiten ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Yuni mengatakan, kinerja ITMG memang sempat merosot di awal tahun. Penyebabnya, gangguan cuaca di musim hujan membuat kegiatan tambang perusahaan ini terhambat. Alhasil, volume penjualan batubara ITMG turun 18,5% jadi 4,4 juta ton di kuartal satu lalu.
Untunglah, harga batubara terus naik. Lonjakan harga batubara membuat average selling price (ASP) batubara ITMG naik jadi US$ 83,6 per ton di kuartal I-2018. Angka ini lebih tinggi ketimbang ASP di kuartal I-2017 yang hanya US$ 67,5 per ton.
Kenaikan ASP membuat ITMG memperoleh keuntungan penjualan yang signifikan. Hal ini berdampak positif pada kinerja keuangan ITMG di kuartal satu lalu. Pendapatan emiten ini naik 3% menjadi US$ 378,2 juta. "Kami yakin ITMG mampu mempertahankan ASP di atas US$ 80 per ton hingga akhir tahun di tengah harga batubara yang tinggi," tulis Yuni dalam risetnya.
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menambahkan, gangguan cuaca juga hanya berlangsung di kuartal pertama saja. Ia yakin kinerja keuangan ITMG akan meningkat pada kuartal berikutnya, seiring bertambahnya volume produksi dan penjualan batubara.
Belum lagi, ITMG mendapat tambahan pemasukan dari lini bisnis bahan bakar minyak, berkat akuisisi PT Gas Emas tahun lalu. Di kuartal I-2018 lalu, lini bisnis ini mampu menyumbang US$ 10,3 juta atau 3% dari pendapatan ITMG.
Kendati masih mini, prospek bisnis bahan bakar minyak ITMG positif di saat harga minyak dunia dalam tren bullish. "Kepemilikan PT Gas Emas juga menjamin efisiensi biaya penggunaan bahan bakar untuk kegiatan tambang maupun kegiatan operasional ITMG lainnya," tambah Robertus, Rabu (4/7).
ITMG juga berpeluang memperoleh keuntungan jangka panjang dari rencana ekspansi bisnisnya ke sejumlah negara, seperti Vietnam, India, Bangladesh, hingga Uni Emirat Arab. Robertus memprediksi pendapatan ITMG tumbuh 12% jadi US$ 1,90 miliar dengan laba bersih naik 16% jadi US$ 293 juta tahun ini.
Berorientasi ekspor
Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menambahkan, ITMG juga tidak tertekan pelemahan rupiah. Maklumlah, ITMG merupakan salah satu emiten yang berorientasi pada kegiatan ekspor, sehingga pendapatan dan laba bersihnya diperoleh dalam dollar AS.
"Kegiatan ekspor yang dilakukan oleh ITMG justru dapat menguntungkan karena saat ini dollar AS sedang menguat," kata dia. Meski begitu, William merekomendasikan hold ITMG dengan target harga Rp 26.000 per saham.
Sedang, Robertus dan Yuni sama-sama merekomendasikan beli ITMG. Robertus memasang target harga Rp 30.000 per saham. Sedang Yuni menetapkan target harga Rp 32.400 per saham.
http://investasi.kontan.co.id/news/indo-tambangraya-itmg-nikmati-tren-bullish-batubara
Komentar
Posting Komentar