Di tengah sentimen kelebihan pasokan, industri semen punya angin segar. Konsumsi semen di kuartal II-2018 meningkat sebesar 0,5% dibanding periode sama tahun sebelumnya menjadi 14,3 juta ton.
Proyek infrastruktur masih jadi pendorong utama industri semen nasional di kuartal II-2018. Hal ini terlihat dari volume penjualan semen curah yang tumbuh sebesar 19,7% sepanjang tahun 2018.
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 5%-6% dari pencapaian tahun lalu.
"Untuk mencapai target tersebut kami melakukan program-program marketing yang menarik," kata Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP, Jumat (20/7).
Program marketing ini bertujuan untuk mendorong loyalitas konsumen INTP.
Analis Kresna Securities Andreas Kristo Saragih menyebut dengan pertumbuhan ini target volume penjualan semen di tahun ini bisa tercapai.
"Mengingat adanya hari kerja lebih panjang dan secara historis pekerjaan konstruksi di semester kedua lebih kencang daripada semester pertama," papar Andreas dalam risetnya, Kamis (12/7).
Untuk itu, Andreas merekomendasikan buy INTP dengan target harga 15.900 per saham.
Namun, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin punya pandangan berbeda. Dia menyebut industri semen masih akan mengalami tekanan margin karena tingginya harga bahan bakar dan biaya produksi.
"Lemahnya volume penjualan dan kenaikan biaya produksi bisa memberatkan kinerja INTP di kuartal II-2018," papar Mimi dalam risetnya, Kamis (19/7).
Mimi menyarankan hold dengan memangkas target harga menjadi 13.500 dari 15.600.
http://investasi.kontan.co.id/news/simak-rekomendasi-analis-untuk-saham-indocement
Komentar
Posting Komentar