google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham INCO | 20 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Prospek Saham INCO | 20 Juli 2018


Tren harga komoditas yang menanjak sejak awal tahun turut mengerek kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Produsen nikel ini mendulang cuan dari tingginya harga nikel akibat minimnya suplai.

Sepanjang kuartal satu lalu, INCO berhasil mencetak laba bersih US$ 6,84 juta. Di periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan ini mencetak rugi bersih US$ 6,16 juta.

Sejak awal tahun, harga nikel di London Metal Exchange (LME) naik 6,7% ke US$ 13.615 per metrik ton. Nikel bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 15.750 per metrik ton tahun ini.

Stefanus Darmagiri, analis Danareksa Sekuritas, dalam riset per 13 Juli lalu, menulis, harga penjualan rata-rata (average selling price) INCO sepanjang periode Januari-Maret 2018 naik 9% dibanding kuartal IV-2017. Kenaikan ini terjadi di tengah turunnya produksi, akibat aktivitas perbaikan teknis. "ASP yang tinggi sepertinya masih berlanjut sampai kuartal dua dan berpotensi menambah pendapatan perusahaan," terang dia.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji menambahkan, kemampuan INCO membalik bottom line-nya juga berdampak pada harga sahamnya. Jika dihitung sejak awal tahun hingga Kamis (19/7), harga saham INCO melesat 49,8% ke Rp 4.330 per saham. "Melihat net profit di kuartal I, sepertinya sampai akhir tahun INCO akan terus cetak net profit, seiring tren harga nikel yang positif," ujar dia, Kamis (19/7).

Stefanus juga memproyeksikan harga nikel masih berpeluang terus menguat, berkat peningkatan produksi stainless steel. Menurut dia, selama ini 68% permintaan nikel dunia berasal dari kebutuhan produksi stainless steel. "Produksi stainless steel akan naik 5% yoy karena maraknya pembangunan pabrik di China dan Indonesia," papar Stefanus.

Risiko bahan bakar

Pasokan yang minim juga menjadi pendorong kenaikan nikel hingga akhir tahun. Apalagi, belum lama ini INCO mengumumkan pemberhentian investasi proyek nikelnya di Kanada dan Kaledonia Baru. "Dengan kondisi tersebut, suplai nikel global masih akan defisit dalam jangka pendek sehingga harga tetap tinggi," ujar Stefanus.

Hitungan Stefanus, harga nikel dunia akan berada di kisaran US$ 15.000 per metrik ton hingga akhir tahun. Sementara, di 2019 dan 2020, harga nikel akan mencapai US$ 16.000 dan US$ 17.000 per metrik ton.

Nafan berpendapat, kinerja INCO masih bakal meningkat, seiring perkembangan mobil elektrik di dunia maupun Indonesia. Sekadar info, INCO memproduksi nickel matte, bahan baku pembuatan baterai mobil listrik. "Secara global, animo untuk kendaraan ramah lingkungan juga makin besar," tutur dia.

Stefanus memperkirakan volume produksi nikel memang tidak akan tumbuh signifikan dari tahun lalu, yaitu sekitar 77.000-78.000 ton. Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, baru volume produksi nikel INCO akan makin tinggi, mencapai 90.000 ton setahun.

Harga komoditas yang tinggi, di sisi lain, juga mendatangkan risiko bagi kinerja INCO. Biaya bahan bakar, seperti HSFO, diesel dan batubara, berpotensi menanjak dan menghambat kinerja. Beban bahan bakar menyumbang sekitar 29,4% dari total biaya produksi perusahaan sepanjang kuartal satu lalu.

Kendati demikian, Stefanus tetap menaikkan rekomendasi dari hold menjadi buy untuk INCO. Ia memasang target harga Rp 5.900 per saham.

Nafan juga memberi rekomendasi maintain buy untuk saham INCO, dengan target harga Rp 4.810 per saham. Adapun, Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe memberi rekomendasi hold saham INCO.

Pasalnya, Kiswoyo melihat harga nikel bakal volatil di semester dua ini. Selain itu, ia menyarankan agar investor menunggu dulu hingga harga terkoreksi sebelum membeli saham INCO. Ia memasang target harga INCO sebesar Rp 4.500 per saham.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d