Kebijakan Bank Indonesia (BI) melonggarkan aturan loan to value (LTV) untuk pembelian rumah membawa angin segar bagi sektor properti dalam negeri. Sentimen positif tersebut juga berpotensi dikecap PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang sepanjang paruh pertama tahun ini menoreh penjualan yang cukup solid. Apalagi, emiten properti ini masih memiliki sejumlah proyek baru yang berpotensi menambah pundi-pundi keuangannya hingga akhir tahun.
Analis Trimegah Sekuritas Wisnu Budhiargo, mengatakan, kebijakan pelonggaran LTV berpotensi kian mendukung prapenjualan CTRA yang selama ini didominasi oleh produk dengan kisaran harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar per unit. "Kebijakan LTV memberi insentif, khususnya bagi first-time buyer CTRA. Dengan begitu, kelihatannya CTRA bisa memenuhi target penjualannya sebesar Rp 7,7 triliun di akhir tahun nanti," kata Wisnu.
Tak cuma itu, Wisnu menambahkan, kebijakan LTV sejatinya juga memberi keuntungan bagi pengembang. Ia menjelaskan, setelah penandatanganan akad kredit, biasanya pengembang baru dapat mencairkan 40% nilai kreditnya setelah menyelesaikan tanggung jawab pembangunan tahap awal terlebih dahulu.
"Sekarang, setelah akad kredit, developer boleh mencairkan 30% dana sebelum membangun. Jadi, mereka tidak perlu mengeluarkan working capital besar yang akan membuat interest cost naik. Balance sheet bisa jadi lebih baik," papar dia.
Menurut Wisnu, dampak positif pelonggaran LTV akan lebih cepat memengaruhi pengembang ketimbang kenaikan prapenjualan. Menurutnya, efek ke prapenjualan baru akan terlihat dalam hitungan enam bulan setelah aturan tersebut efektif.
Sementara, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi berpendapat, dampak kenaikan suku bunga KPR akibat naiknya suku bunga acuan tidak akan signifikan terhadap kinerja CTRA. "Memang akan memberikan pengaruh negatif pada permintaan segmen kelas menengah bawah, namun berpotensi tergantikan oleh terjaganya permintaan segmen menengah dan menengah atas," terang Akhmad dalam risetnya, 16 Juli.
Adapun, kontinuitas ekspansi menjadi faktor lain yang membuat prospek CTRA ke depan diproyeksi masih akan menarik. Selain realisasi MoU dengan Diener Syz Real Estate senilai Rp 575 miliar untuk 253 unit, CTRA juga akan meluncurkan dua apartemen di area Superblok pada September mendatang.
Sebelumnya, proyek Newton 1 terbilang sukses dengan tingkat penjualan (take-up rate) mencapai 90% hanya dalam kuran sebulan pertama. "Ciputra juga akan meluncurkan proyek Tahap II CitraLand Bagya City di Medan, CitraRata Tangerang dan Township terbaru di Sentul seluas 1.000 hektare dengan ASP di bawah Rp 1 miliar per unit," Akhmad merinci.
Untuk itu, Akhmad merekomendasi beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.580. Begitu juga dengan Wisnu yang menilai valuasi saham CTRA saat ini masih tergolong murah sehingga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.600.
Proyeksi Wisnu, akhir tahun nanti Ciputra sanggup membukukan penjualan sebesar Rp 7,9 triliun. Sementara, laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 1,4 triliun.
Melihat prospek Ciputra yang positif di paruh kedua tahun ini, Analis NH Korindo Sekuritas Michael Tjahjadi turut merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga 1.130 per saham. Hari ini saham CTRA ditutup menguat 0,50% ke level Rp 1.000 per saham.
http://investasi.kontan.co.id/news/ekspansi-ciputra-development-masih-berlanjut-simak-rekomendasi-analis-berikut
Komentar
Posting Komentar