google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham BBCA, PTBA dan INKP | 24 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Prospek Saham BBCA, PTBA dan INKP | 24 Juli 2018


Beberapa saham pada perdagangan pekan lalu mulai diminati oleh investor asing. Terlihat dari catatan nett buy asing terbesar pada sahamBBCA, PTBA, dan INKP masing-masing sebesar Rp 711 miliar, Rp 255 miliar dan Rp 172 miliar.

Melihat kondisi ini, Hadrian, Head of Marketing Universal Broker Indonesia mengatakan, sebenarnya indikator asing masuk ke dalam suatu saham jangan dijadikan indikator untuk langsung masuk ke saham tersebut.

Melainkan itu dapat dijadikan sinyal untuk menengok saham tersebut dan melihat dari sisi sentimen serta fundamental. “Acuan kita tetap kepada sentimen dan fundamental saham yang diminati asing tersebut,” ujar Hadrian saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/7).

Tengok saja PTBA, emiten yang bergerak di sektor batubara ini menargetkan volume penjualan 2018 menjadi 25,88 juta ton. Dari target volume penjualan itu, sebesar 53% atau 13,74 juta ton akan ditujukan pada pasar domestik, sedangkan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.

Untuk realisasi sendiri hingga semester I 2018, penjualan PTBA mencapai Rp 10,52 triliun, tumbuh 17,27% year on year dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,97 triliun.

Porsi penjualan ekspor PTBA meningkat menjadi 51,14% dari total pendapatan. Total penjualan ekspor PTBA mencapai Rp 5,38 triliun. Tahun lalu, penjualan ekspor PTBA hanya sebesar Rp 3,14 triliun. Porsi ekspor PTBA semester pertama tahun lalu hanya 35% dari total pendapatan Rp 8,97 triliun.

Tren pelemahan rupiah dapat manfaatkan dengan baik oleh PTBA dengan mencatatkan kenaikan penjualan ekspor. Berkat kinerja baik ini laba PTBA naik 50% yoy menjadi Rp 2,61 triliun.

Pun, BBCA hingga Mei 2018 masih menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Di sisi lain kenaikan suku bunga acuan kemungkinan akan membuat kredit menjadi lesu. Catatan saja, sepanjang tahun 2018 BI sudah menaikkan suku bunga BI 7 days reverse repo rate sebesar 100 bps menjadi 5,25%.

Berdasarkan laporan keuangan Mei 2018 kredit bank BCA masih tumbuh 13,37% menjadi Rp 486,5 triliun dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 429,12 triliun. Pun, ini sejalan dengan target BCA sebesar 10% yoy tahun ini.

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan jika dilihat secara teknikal, INKP menurun di bawah indikator MA20, secara teknikal ini kurang bagus, namun akumulasi asing di saat harga saham menurun bisa jadi pertanda bahwa saham ini masih bagus.

“Hanya saja belum mau dinaikkan lebih tinggi dulu selagi masih diakumulasi,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).

Lebih lanjut, untuk BBCA dan PTBA menurut William kondisinya berbalik arah dengan INKP yang sudah naik tinggi, kedua saham ini baru saja breakout jadi akumulasi asing sangar wajar jika diiringi dengan kenaikan.

Adapun rekomendasi William adalah untuk buy BBCA dan PTBA dalam transaksi jangka pendek dengan target price BBCA 25.000 dan PTBA 5.000. Sedangkan untuk INKP pihaknya menyarankan wait and see dengan target koreksi 16.800 hingga 17.500, kemudian dapat buy di level bottom.

http://investasi.kontan.co.id/news/asing-favoritkan-saham-tertentu-apakah-indikasi-beli

Baca juga : Contoh Money Management Dalam Trading Saham

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...