Harga batubara yang menggeliat tidak membuat PT Adaro Energy (ADRO) berencana untuk meningkatkan produksi. Head of Corporate Communication PT Adaro Energy, Febriati Nadira mengatakan, pihaknya fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang guna pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan.
Adaro Energy masih memasang target produksi sebanyak 54 juta ton hingga 56 juta ton tahun ini. “Hingga saat ini target produksi tetap, sesuai panduan 2018 yaitu sebesar 54 juta ton hingga 56 juta ton,” kata Febriati kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).
Tercatat, hingga kuartal I-2018, Adaro Energy memproduksi sebanyak 10,95 juta ton batubara. Jumlah ini turun dari produksi batubara pada kuartal IV-2017 sebesar 12,43 juta ton. Kondisi disebabkan karena kondisi cuaca yang buruk.
Untuk penjualannya, di tiga bulan pertama tahun ini Adaro Energy memasarkan sebanyak 22% batubara ke pasar domestik. Sedangkan untuk pasar ekspor ke Jepang porsinya mencapai 15%.
Jepang menjadi pelanggan terbesar kedua selama kuartal I-2018 lantaran ada peningkatan permintaan dari PLTU selama musim dingin. Selain itu, Adaro Energy juga menjual batubara ke Korea, China, Malaysia, India, Hong Kong, Taiwan, Spanyol, Filipina, serta Thailand.
Hingga kuartal I-2018, Adaro Energy membukukan pendapatan sebesar US$ 763,96 juta atau naik 5,14% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 726,55 juta.
Seiring naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan juga meningkat 5,62% menjadi US$ 537,58 juta. Untuk laba bersih, terpantau menurun 23,37% menjadi US$ 74,43 juta.
http://industri.kontan.co.id/news/walau-harga-batubara-naik-adaro-energy-memilih-tidak-meningkatkan-produksi
Komentar
Posting Komentar