Para analis memperkirakan kinerja keuangan PT Ramayana Lestari (RALS) di kuartal II 2018 akan positif karena terdorong penjualan di saat masa libur Lebaran.
Di Mei 2018, RALS berhasil membukukan penjualan sebanyak Rp 1,04 triliun. Angka ini meningkat 41,9% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.
Perolehan ini membawa nilai kumulatif penjualan RALS menjadi Rp 3,1 triliun dari awal tahun hingga Mei 2018. Jumlah tersebut naik 12,6% secara year on year (yoy).
Di saat bersamaan, RALS juga berhasil meningkatkan rata-rata penjualan tiap toko (SSSG) sebesar 9,3%. Bila dibanding dengan pertumbuhan tahun lalu hanya sebesar 4,8%.
"Secara keseluruhan kinerja RALS hingga Mei 2018 in line dengan perkiraan kami," kata Elbert Setiadharma Analis PT Indo Premier Sekuritas dalam riset, Senin (2/7).
Lebih lanjut, Elbert mengatakan pertumbuhan yang RALS alami karena didorong oleh Tunjangan Hari Raya (THR) yang lebih tinggi di tahun ini.
"Pegawai negeri juga akan menerima pulang gaji ke-13 serta pembayaran subsidi pemerintah untuk keluarga berpenghasilan rendah, semuanya berada di pasar sasaran Ramayana," kata Elbert.
Christine Natasya Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan SSSG tumbuh karena didukung penjualan yang lebih banyak pada toko yang berada di luar Jakarta. Maklum, ketika Lebaran tiba banyak warga Jakarta yang justru mudik ke daerah.
"Karena penjualan di Mei sudah tinggi, harusnya kinerja di kuartal II 2018 akan lebih tinggi dibanding tahun lalu," kata Chirstine kepada Kontan, Selasa (3/7).
Chirstine mencatat penjualan saat Lebaran bisa menyumbang sekitar 27% pada total pendapatan di tahun lalu. Untuk tahun ini Chirstine memperkirakan porsi pendapatan saat Lebaran bisa sedikit meningkat jadi 28% pada perolehan pendapatan di tahun ini.
Memasuki semester II 2018, Christine memandang belum ada katalis positif lain yang bisa mendorong kinerja RALS tumbuh seperti saat Lebaran. Namun, Christine masih merekomendasikan buy di target harga Rp 1.615 per saham.
Pertimbangan Christine memberikan rekomendasi beli untuk RALS adalah aktivitas efisiensi yang RALS lakukan. Chirstine menyebut setahun lalu RALS sudah menutup 16 toko yang kinerjanya kurang. Menurut Chirstine penutupan toko di tahun ini masih akan RALS lakukan dan bisa mengurangi beban penjualan RALS.
Christine menilai jumlah kas RALS cukup besar. Hingga 31 Maret 2018 jumlah kas RALS mencapai Rp 311 miliar. Sebagai perbandingan perolehan kas di Desember 2017 mencapai Rp 751 miliar.
"Investor harus mencermati RALS memiliki kas yang besar, namun ekspansi perusahaan masih minim, mungkin harus dipikirkan cara genjot kinerja selain dengan efisiensi menutup toko yang kurang perfrom," kata Chirstine.
Elbert mengharapkan kinerja positif juga akan berlanjut hingga laporan keuangan Juni 2018. Elbert memproyeksikan harusnya kemampuan beli konsumen meningkat karena menurut Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo) penjualan ritel di musim Lebaran melonjak 20% secara yoy.
Pertumbuhan ini didukung oleh segmen fashion yang tumbuih 60% yoy dan diikuti pertumbuhan segmen kosmetik. Selain itu Aprindo juga melihat ada peningkatan volume penjualan yang cukup besar dalam industri ritel secara keseluruhan hal ini terlihat dari banyak pengecer yang mengalami penipisan stok barang lebih cepat di tahun ini dibanding Lebaran tahun lalu.
Elbert merekomendasikan hold saham RALS di target harga Rp 1.400 per saham. Elbert memperkirakan pendapatan RALS di akhir tahun bisa mencapai 6,16 triliun dengan laba mencapai Rp 444 miliar. Sekadar info di tahun lalu pendapatan RALS sebesar Rp 5.62 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 407 miliar.
Kompak, M. Adityo Nugroho, Analis Phillip Sekuritas Indonesia turut merekomendasikan Hold di target harga Rp 1.360 per saham.
http://investasi.kontan.co.id/news/simak-rekomendasi-analis-untuk-saham-ramayana-lestari-rals?page=2
Komentar
Posting Komentar