google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BSDE, INCO, INDY, JPFA, RALS dan SMGR | 17 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BSDE, INCO, INDY, JPFA, RALS dan SMGR | 17 Juli 2018


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,65% di level 5.905,16 pada Senin (16/7). Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, IHSG akan melanjutkan koreksi pada hari ini.

Nafan bilang, hal tersebut dipengaruhi oleh aksi para pelaku pasar global yang masih wait and see dan cenderung akan mengamati pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang kemungkinan besar membahas efek perang dagang terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS.

"Para pelaku pasar global berharap bahwa pernyataan The Fed tersebut akan memberikan petunjuk terkait dengan kebijakan moneter The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan ke depannya. Seperti yang diketahui sebelumnya, masih terdapat dua kali kesempatan lagi bagi the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini," kata Nafan, Senin (16/7).

Selain itu, Nafan juga mengungkapkan bahwa berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Meskipun demikian, stochastic sudah membentuk pola dead cross di area overbought.

"Di sisi lain, RSI sudah berada di area netral. Terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada sehingga pergerakan indeks saham masih berpeluang melanjutkan pelemahannya," imbuhnya.

Maka, ia meramalkan IHSG akan lanjutkan pelemahan dengan support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.849,40 hingga 5.793,64. Resistance pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.958,86 hingga 6.012,55.

Nafan juga menyertakan sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.

1. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Daily (1.450) (RoE: 5.43%; PER: 17.03x; EPS: 84.84; PBV: 0.93x; Beta: 1.85):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Buy” pada area level 1.420 – 1.460, dengan target harga secara bertahap di level 1.515, 1.560, 1.590, 1.740, 1.890 dan 2.040. Support: 1.400.

2. PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Daily (4.480) (RoE: 1.49%; PER: 119.47x; EPS: 38.00; PBV: 1.79x; Beta: 0.59):

Saat ini, terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan harga saham. “Sell on Strength” pada area level 4.490 - 4.650, dengan target harga di level 4.420. Resistance: 4.700.

3. PT Indika Energy Tbk (INDY), Daily (3.270) (RoE: 19.06%; PER: 5.36x; EPS: 617.60; PBV: 1.02x; Beta: 2.35):

Saat ini, pergerakan harga membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. “Akumulasi Beli” pada level 3.250 – 3.280, dengan target harga di 3.500 dan 3.600. Support: 3.040.

4. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Daily (1.815) (RoE: 18.43%; PER: 12.00x; EPS: 152.08; PBV: 2.21x; Beta: 2.58):

Saat ini, terlihat pola tweezer top candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan harga saham. “Sell on Strength” pada area level 1.820 - 1.850, dengan target harga secara bertahap di level 1.790 dan 1.760. Resistance: 1.900.

5. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Daily (1.280) (RoE: 1.67%; PER: 161.84x; EPS: 8.28; PBV: 2.70x; Beta: 1.53):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1270 - 1290, dengan target harga secara bertahap di level 1.310, 1.340, 1.470, 1.600 dan 1.730. Support: 1.270 & 1.210.

6. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Daily (7.050) (RoE: 5.28%; PER: 25.27x; EPS: 279.00; PBV: 1.34x; Beta: 1.38):

Pergerakan harga akan membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. “Akumulasi Beli” pada area 7.000 – 7.100 dengan target harga di level 8.000. Support: 6.400.

https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-berpotensi-melemah-ini-saham-pilihan-binaartha-sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...