Setelah sepanjang tahun berjalan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkoreksi, investor berpeluang melihat penguatan teknikal (technical rebound) dalam jangka pendek.
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pasca-pengumuman rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin. Merespons keputusan BI tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan pihaknya tidak akan menaikkan suku bunga kredit hingga akhir tahun.
BI juga melonggarkan aturan loan to value (LTV) atau porsi kredit yang bisa diberikan bank untuk pembiayaan rumah. Dalam relaksasi ini, bank dimungkinkan menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) tanpa terlebih dahulu setor uang muka (DP), alias DP nol persen, asalkan memenuhi syarat.
Secara tahun berjalan (year to date/ YTD), saham BMRI masih terkoreksi 16,88%, sedangkan sektor keuangan turun 11,71%. Bagaimana pergerakan BMRI dilihat dari kaca mata analisis teknikal? Tim riset CNBC Indonesia merangkumnya untuk Anda.
Secara jangka menengah, BMRI bergerak menyamping (sideways) dengan area penghalang (resistance) pada level 7.400 dan area penopang (support) di Rp 6.600.
Bank pelat merah ini tercatat telah menembus titik penopangnya (breakout support) pada perdagangan Senin (2/7/2018), dengan ditutup pada level 6.525 atau turun 325 poin (-4.74%).
Penurunan ini membentuk pola lilin hitam panjang (black marubozu) yang menjelaskan bahwa posisi penjual (seller) sangat kuat.
Meski demikian, volume perdagangannya lebih kecil dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, sehingga ada potensi BMRI mengalami technical rebound sepekan ini karena indikator stochastic slow saham perseroan mendekati area jenuh jualnya (oversold).
TIM RISET CNBC INDONESIA
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180703044500-17-21534/saham-bank-mandiri-berpeluang-alami-technical-rebound
Komentar
Posting Komentar