*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team
*Market Review 09 Juli 2018*
Tercatat 295 saham menguat dan 118 saham melemah. IHSG +112.4 poin (+1.97%) ke level 5,807.3, dan LQ-45 +21.4 poin (+2.39%) ke level 916.8.
Sectoral Return :
- Agri +1.02%
- Mining +1.75%
- Basic-Ind +2.47%
- Misc-Ind +0.64%
- Consumer +1.11%
- Property +1.90%
- Infrastructure +2.57%
- Finance +3.32%
- Trade +0.14%
- Manufacture +1.39%
*Investor asing net SELL senilai Rp 484 Milyar.*
USD/IDR -45.00 poin (-0.31%) terhadap Rupiah di angka 14.330.
*Saham yang ditutup menguat*
- *RISE ditutup menguat Rp 113 (+69,32%) ke level Rp 276*. Perusahaan bergerak di bidang properti, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk hari ini resmi listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO). Artinya, emiten properti ini sah mencatatkan sahamnya dengan kode RISE. Awal di perdagangkan, saham RISE langsung melejit 69,33 persen menjadi Rp 276 per lembar saham dari harga perdana seharga Rp 163 per lembar saham. Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
- *IPCC menguat Rp 75 (+4,57%) ke level Rp 1.715*. Selama masa penawaran, saham anak usaha Pelindo II yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mendapat respon positif dari Investor. Alhasil, saham IPCC ini mengalami kelebihan permintaan sebanyak dua kali. Diketahui, hari ini PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) resmi mencatatkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO). Sehingga total keseluruhan emiten di pasar modal saat ini berjumlah 588 emiten.
- *PGAS menguat Rp 70 (+4,47%) ke level Rp 1.635*. Lembaga Pemeringkat Moody's Investors Service merespons positif rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk pendanaan akuisisi 51 persen saham PT Pertamina Gas (Pertagas) senilai Rp 16,6 triliun dalam tempo 90 hari ke depan. Respons tersebut dengan menaikan peringkat utang perseroan. Dalam mengakusisi Pertagas, manajemen memutuskan untuk mendanai sepertiga nominal akuisisi dari kas internal sekitar Rp 5,53 triliun, serta dua pertiga sisanya dari pinjaman perbankan sekitar Rp 11,06 triliun.
- *ULTJ menguat Rp 55 (+4,47%) ke level Rp 1.285*. Produsen susu siap saji (ready to drink) atau yang lebih dikenal sebagai susu Ultra High Temperature (UHT), PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) masih melihat potensi pasar susu yang besar di Indonesia. Muhammad Muhthasawwar, General Manager Public Relations ULTJ mengatakan hal tersebut ditopang pula oleh permintaan akan susu di dalam negeri yang terus bertumbuh. Merujuk pada beberapa riset, konsumsi susu nasional Indonesia masih terhitung rendah yakni 12,1 kg per kapita per tahun. Angka ini jauh di bawah Malaysia sebesar 36 kg per kapita per tahun. Sedangkan pasar susu makin meluas seiring dengan peningkatan permintaan susu secara nasional sebesar 5% tiap tahunnya. Muhthasawwar mengatakan setidaknya ULTJ menargetkan mampu tumbuh di atas rata-rata pasar. Adapun sampai sekarang perseroan mengklaim masih mendominasi pangsa pasar susu UHT.
- *BBTN menguat Rp 180 (+8,37%) ke level Rp 2.330*. PT Bank Tabungan Negara Tbk optimistis target kinerja tahun ini bisa tercapai walau perseroan tidak mengubah target bisnis 2018. Perseroan tetap optimis bisnis akan tercapai sampai dengan akhir tahun meski kondisi global bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah di berbagai daerah. Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20%. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester II tahun ini.
- *BBNI menguat Rp 250 (+3,59%) ke level Rp 7.200*. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat kenaikan biaya operasional sebesar 13,6% secara tahunan atau year on year (yoy) per Mei 2018. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI bilang kenaikan biaya operasional terbesar adalah pada pos biaya teknologi informasi yang naik 31% yoy. Saat ini, BNI sedang dalam proses pengembangan ekosistem digital dan diharapkan dengan setelah proses ini selesai, dapat tercipta efisiensi transaksi BNI secara digital. Ke depannya, selain menggenjot pendapatan yang berasal dari Net Interest Income (NII) dan Fee Based Income (FBI), BNI akan juga terus fokus pada efisiensi, antara lain dengan strategi promosi yang tepat serta optimalisasi sarana transaksi keuangan berbasis digital.
*Saham yang ditutup melemah*
- *BBKP melemah Rp 8 (-2,06%) ke level Rp 380*. PT Bank Bukopin Tbk berusaha meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Hal ini dilakukan dengan beberapa strategi. Rivan A. Purwantono, Direktur Konsumer Bank Bukopin bilang untuk meningkatkan DPK bank akan melakukan program akusisi dan program taktikal. Peningkatan DPK ini sejalan dengan potensi adanya risiko likuiditas pada tahun ini. Hal ini karena pertumbuhan DPK tidak setinggi pertumbuhan kredit. Per Mei 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan DPK 6,47% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan pertumbuhan kredit mencapai dua digit yaitu 10,26%.
Komentar
Posting Komentar