Masuk tahun 2018, emiten sektor konstruksi sempat terseok-seok lantaran ketatnya kondisi cashflow. Namun, sejumlah analis memprediksi sektor konstruksi akan mengalami uptrend dalam jangka pendek.
Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan, fundamental emiten konstruksi masih positif. "Dari sisi total kontrak yang diperoleh masih cukup aman untuk 1-2 tahun ke depan," kata Alfred, Rabu (6/6). Dengan kondisi perolehan kontrak ini membuat sektor konstruksi mampu memberikan pendapatan cukup besar dibanding sektor lainnya.
Dia mengatakan, sentimen tekanan cashflow yang terjadi beberapa waktu lalu sudah mulai teratasi. "Contohnya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan komodo bond-nya,"
Meski begitu, Alfred menilai emiten konstruksi sangat tergantung pada proyek besar. Saat proyek besar terganggu bisa mempengaruhi ekspektasi pasar. Contohnya WIKA dengan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung yang masih terbelit proses pembebasan lahan.
Sementara, menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, kondisi uptrend di sektor ini hanya berlangsung dalam jangka pendek. Maklum, memasuki tahun politik kekhawatiran adanya perubahan kebijakan menjadi terbuka lebar. "Jangka pendek masih positif, kira-kira mendekati akhir tahun akan sedikit terhenti karena investor akan wait and see, lihat arah kebijakannya ke mana," kata William.
William mengatakan, katalis positif yang menopang laju kinerja saham konstruksi adalah rampungnya beberapa proyek dan masuknya pembayaran. "Proyek LRT WIKA di Kelapa Gading sudah rampung, dan sudah mulai beli kereta untuk dioperasikan dalam Asian Games, itu bisa jadi sentimen positif untuk WIKA," ujar William.
Menurut Kepala Riset Narada Aset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe, sektor konstruksi masih punya peluang penguatan. Sebab, selain kekhawatiran soal cashflow yang memudar, beberapa emiten konstruksi memiliki diversifikasi bisnis yang baik. "Misalnya WIKA ada proyek tol dan proyek kereta cepat, PTPP juga punya proyek PLTU," kata dia.
Di antara beberapa saham sektor konstruksi, William merekomendasikan saham ADHI, WIKA, dan PTPP. Dengan masing-masing target Rp 2.500 untuk ADHI, Rp 2.000-Rp 2.500 untuk WIKA dan Rp 3.000 untuk PTPP.
Sedangkan Kiswoyo menjagokan WSKT dan PTPP dengan target harga Rp 3.500 dan Rp 4.000 hingga akhir tahun 2019.
http://investasi.kontan.co.id/news/analis-saham-konstruksi-dalam-area-uptrend
Komentar
Posting Komentar