Kinerja harga saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) terbilang moncer. Pada perdagangan Senin (28/5), saham WOOD ditutup melemah 10 basis poin atau 1,89% ke level Rp 520. Meski melemah, sejatinya sejak awal tahun harga saham WOOD ini sudah menanjak sebesar 113,11%.
Asal tahu saja, saat Initial Public Offering (IPO) tahun lalu, harga WOOD dipatok di kisaran Rp 210 hingga Rp 310 per saham. Karena kinerja harga saham yang melesat itu WOOD juga sempat menjadi saham favorit trader untuk mendulang keuntungan harian.
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, Bertoni Rio mengatakan ekspektasi dari lonjakan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu menjadi sentimen positif bagi emiten ini. Maklum 70% pendapatan emiten ini berasal dari pasar ekspor. "Melonjaknya dollar AS berpotensi menguntungkan perseroan seiring bertambahnya pendapatan keuangan," ujar Bertoni.
Bertoni bilang, secara fundamental kondisi keuangan WOOD cukup baik. Pada kuartal I-2018 posisi cash aktivitas operasi mengalami surplus hingga Rp 71 miliar, padahal tahun lalu sempat defisit sebesar Rp 5,58 miliar. Selain itu, Return on Asset (ROA) WOOD terjaga di level 6%, Return on Equity (ROE) 11,69%, Net Profit Margin (NPM) 12,19% dan Debt to Equity Ratio (DER) 0,94 kali.
Dia mengatakan, harga saham WOOD masih berpotensi mengalami kenaikan hingga Rp 700 per saham. "Masih ada potensi untuk melanjutkan capital gain," ujar Bertoni.
Hanya, bagi yang belum mengempit WOOD sebaiknya wait and see hingga harganya turun ke level Rp 440. Di posisi itu adalah harga terbaik untuk mengoleksi saham emiten furnitur ini.
http://investasi.kontan.co.id/news/analis-masih-ada-potensi-melanjutkan-capital-gain-dari-saham-wood
Komentar
Posting Komentar