ADHI: Above estimate, positive turnaround in EPC
ADHI mencatatkan laba bersih yang sebesar Rp73 miliar di 1Q18, +282,8% YoY didorong oleh: (1) peningkatan marjin, yang berasal dari positifnya kontribusi dari EPC 1Q18: Rp36 miliar (1Q17: -Rp17 miliar) serta (2) peningkatan kontribusi dari LRT. Laba bersih diatas estimasi (PANS: 9,6%; Cons: 9,1%), dimana rata-rata laba di 1Q terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah 3,4%. Peningkatan belanja modal perusahaan di 2018, mengakibatkan leverage level perusahaan mengalami kenaikan, dimana gearing ratio naik ke 0,4x di 1Q18 (4Q17: 0,17x; 1Q17; 0,24x). Selain itu, pembayaran dari fase I LRT di Maret 2018 sebesar Rp3,425 triliun (excl. pajak) meningkatkan cash perusahaan ke level Rp4,3 triliun (4Q17: Rp3,4 triliun). Arus kas operasi mengalami perbaikan ke level Rp2 triliun (1Q17: -Rp997 miliar) didorong oleh pembayaran untuk proyek LRT Jabodetabek fase I. Namun, kami mengestimasikan gearing ratio masih akan mengalami peningkatan ke 0,8x di 2018, didorong oleh peningkatan capex perusahaan, serta modal kerja untuk proyek LRT. Kami masih merekomendasikan BUY dengan target harga ke Rp2.450, didorong oleh: (1) rilis laporan keuangan yang positif (2) kejelasan skema pembayaran untuk proyek LRT. Secara valuasi, saat ini ADHI diperdagangkan pada PE sebesar 8,3x di 2018, 2% discount jika dibandingkan rata-rata emiten infrastruktur. Risiko turun dari rekomendasi kami adalah kembali terlambatnya pembayaran LRT.
ADHI mencatatkan laba bersih sebesar Rp73 miliar, diatas estimasi. ADHI mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, +39,7% YoY, didorong oleh positifnya performa dari jasa konstruksi yang naik 33% YoY, dimana jasa konstruksi berkontribusi 83,8% terhadap pendapatan ADHI (LRT: 50%, non-LRT: 33,8%), hasil ini in-line dengan estimasi (PANS: 15,5%; Cons: 15,5%) dimana rata-rata kontribusi pendapatan terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah sebesar 14,1%. Laba bersih tercatat sebesar Rp73 miliar di 1Q18, +282,8% yoy didorong oleh: (1) peningkatan marjin, berasal dari positifnya kontribusi dari EPC 1Q18: Rp36 miliar (1Q17: -Rp17 miliar) (2) turunnya tax-rate level ke 60% (1Q17: 80%). Laba bersih diatas estimasi (PANS: 9,6%; Cons: 9,1%), dimana rata-rata laba di 1Q terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah 3,4%.
Net gearing ratio mengalami kenaikan. Peningkatan belanja modal perusahaan di 2018, mengakibatkan leverage level perusahaan mengalami kenaikan, dimana gearing ratio naik ke 0,4x di 1Q18 (4Q17: 0,17x; 1Q17; 0,24x) didorong oleh penambahan hutang berbunga perusahaan/ interest bearing liabilities ke Rp6,7 triliun (2017: Rp4,3 triliun). Pembayaran dari fase I LRT di Maret 2018 sebesar Rp3,425 triliun (excl. pajak) meningkatkan cash perusahaan ke level Rp4,3 triliun (4Q17: Rp3,4 triliun). Sementara itu, dari arus kas operasi, ADHI mencatatkan perbaikan arus kas ke level Rp2 triliun (1Q17: -Rp997 miliar) didorong oleh pembayaran untuk proyek LRT Jabodetabek fase I. Kami mengestimasikan gearing ratio masih akan mengalami peningkatan ke 0,8x di 2018, didorong oleh peningkatan capex perusahaan, serta modal kerja untuk proyek LRT.
Kontrak baru di 1Q18 dibawah target. Di 1Q18, ADHI mencatatkan kontrak baru sebesar Rp3 triliun, turun 10,8% yoy atau setara dengan 12,2% dari target kontrak perusahaan di 2018 yang sebesar Rp23,3 triliun, dimana lini konstruksi dan energi masih mendominasi kontrak perusahaan sebesar 87,3%. Berdasarkan tipe pekerjaan, tetap didominasi oleh jalan, jembatan dan LRT yang berkontribusi 62,9% terhadap target kontrak perusahaan. Di 2018, ADHI menargetkan new contract untuk mencapai Rp23,3 triliun, didukung dari proyek gedung (34,4%) dan properti (22,4%).
Merekomendasikan BUY dengan target harga ke Rp2.450. Didorong oleh: (1) rilis laporan keuangan yang positif (2) kejelasan skema pembayaran untuk proyek LRT. Kami menargetkan laba untuk mencapai Rp825 miliar di 2018, 11,2% lebih rendah dibandingkan target manajemen yang sebesar Rp929 miliar, didorong oleh kehati-hatian kami akan lemahnya kontribusi dari segmen properti, ditengah sektor properti yang belum menunjukan tanda-tanda perbaikan. Secara valuasi, saat ini ADHI diperdagangkan pada PE sebesar 8,3x di 2018, 2% discount jika dibandingkan rata-rata emiten infrstruktur. Risiko turun dari rekomendasi kami adalah kembali terlambatnya pembayaran LRT.
Best Regards,
PAnin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar