google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Potensi Saham ADHI | 2 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Potensi Saham ADHI | 2 Mei 2018


ADHI: Above estimate, positive turnaround in EPC

ADHI mencatatkan laba bersih yang sebesar Rp73 miliar di 1Q18, +282,8% YoY didorong oleh: (1) peningkatan marjin, yang berasal dari positifnya kontribusi dari EPC 1Q18: Rp36 miliar (1Q17: -Rp17 miliar) serta (2) peningkatan kontribusi dari LRT. Laba bersih diatas estimasi (PANS: 9,6%; Cons: 9,1%), dimana rata-rata laba di 1Q terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah 3,4%. Peningkatan belanja modal perusahaan di 2018, mengakibatkan leverage level perusahaan mengalami kenaikan, dimana gearing ratio naik ke 0,4x di 1Q18 (4Q17: 0,17x; 1Q17; 0,24x). Selain itu, pembayaran dari fase I LRT di Maret 2018 sebesar Rp3,425 triliun (excl. pajak) meningkatkan cash perusahaan ke level Rp4,3 triliun (4Q17: Rp3,4 triliun). Arus kas operasi mengalami perbaikan ke level Rp2 triliun (1Q17: -Rp997 miliar) didorong oleh pembayaran untuk proyek LRT Jabodetabek fase I. Namun, kami mengestimasikan gearing ratio masih akan mengalami peningkatan ke 0,8x di 2018, didorong oleh peningkatan capex perusahaan, serta modal kerja untuk proyek LRT. Kami masih merekomendasikan BUY dengan target harga ke Rp2.450, didorong oleh: (1) rilis laporan keuangan yang positif (2) kejelasan skema pembayaran untuk proyek LRT. Secara valuasi, saat ini ADHI diperdagangkan pada PE sebesar 8,3x di 2018, 2% discount jika dibandingkan rata-rata emiten infrastruktur. Risiko turun dari rekomendasi kami adalah kembali terlambatnya pembayaran LRT.

ADHI mencatatkan laba bersih sebesar Rp73 miliar, diatas estimasi. ADHI mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, +39,7% YoY, didorong oleh positifnya performa dari jasa konstruksi yang naik 33% YoY, dimana jasa konstruksi berkontribusi 83,8% terhadap pendapatan ADHI (LRT: 50%, non-LRT: 33,8%), hasil ini in-line dengan estimasi (PANS: 15,5%; Cons: 15,5%) dimana rata-rata kontribusi pendapatan terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah sebesar 14,1%. Laba bersih tercatat sebesar Rp73 miliar di 1Q18, +282,8% yoy didorong oleh: (1) peningkatan marjin, berasal dari positifnya kontribusi dari EPC 1Q18: Rp36 miliar (1Q17: -Rp17 miliar) (2) turunnya tax-rate level ke 60% (1Q17: 80%). Laba bersih diatas estimasi (PANS: 9,6%; Cons: 9,1%), dimana rata-rata laba di 1Q terhadap full-year 5 tahun terakhir adalah 3,4%.

Net gearing ratio mengalami kenaikan. Peningkatan belanja modal perusahaan di 2018, mengakibatkan leverage level perusahaan mengalami kenaikan, dimana gearing ratio naik ke 0,4x di 1Q18 (4Q17: 0,17x; 1Q17; 0,24x) didorong oleh penambahan hutang berbunga perusahaan/ interest bearing liabilities ke Rp6,7 triliun (2017: Rp4,3 triliun). Pembayaran dari fase I LRT di Maret 2018 sebesar Rp3,425 triliun (excl. pajak) meningkatkan cash perusahaan ke level Rp4,3 triliun (4Q17: Rp3,4 triliun). Sementara itu, dari arus kas operasi, ADHI mencatatkan perbaikan arus kas ke level Rp2 triliun (1Q17: -Rp997 miliar) didorong oleh pembayaran untuk proyek LRT Jabodetabek fase I. Kami mengestimasikan gearing ratio masih akan mengalami peningkatan ke 0,8x di 2018, didorong oleh peningkatan capex perusahaan, serta modal kerja untuk proyek LRT.

Kontrak baru di 1Q18 dibawah target. Di 1Q18, ADHI mencatatkan kontrak baru sebesar Rp3 triliun, turun 10,8% yoy atau setara dengan 12,2% dari target kontrak perusahaan di 2018 yang sebesar Rp23,3 triliun, dimana lini konstruksi dan energi masih mendominasi kontrak perusahaan sebesar 87,3%. Berdasarkan tipe pekerjaan, tetap didominasi oleh jalan, jembatan dan LRT yang berkontribusi 62,9% terhadap target kontrak perusahaan. Di 2018, ADHI menargetkan new contract untuk mencapai Rp23,3 triliun, didukung dari proyek gedung (34,4%) dan properti (22,4%).

Merekomendasikan BUY dengan target harga ke Rp2.450. Didorong oleh: (1) rilis laporan keuangan yang positif (2) kejelasan skema pembayaran untuk proyek LRT. Kami menargetkan laba untuk mencapai Rp825 miliar di 2018, 11,2% lebih rendah dibandingkan target manajemen yang sebesar Rp929 miliar, didorong oleh kehati-hatian kami akan lemahnya kontribusi dari segmen properti, ditengah sektor properti yang belum menunjukan tanda-tanda perbaikan. Secara valuasi, saat ini ADHI diperdagangkan pada PE sebesar 8,3x di 2018, 2% discount jika dibandingkan rata-rata emiten infrstruktur. Risiko turun dari rekomendasi kami adalah kembali terlambatnya pembayaran LRT.

Best Regards,
PAnin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...