Investasi Saham Jangka Panjang Ala Warren Buffet
Jika kita bingung menentukan saham pilihan untuk investasi jangka panjang, maka kita perlu belajar dulu tentang kriteria yang harus diperhatikan dalam memilihnya. Ini agar ketika kita hendak menyusun daftar saham untuk investasi saham, kita bisa menentukan saham murah untuk jangka panjang ini.
Kebanyakan investor saham semacam Warren Buffet hanya membeli saham yang layak dikoleksi untuk jangka panjang. Dipelajari di awal, lalu tinggalkan pasar, kemudian menua hasil dalam waktu tahunan bahkan lebih. Berikut ini adalah Tips Investasi Saham Jangka Panjang Ala Warren Buffet yang barangkali bisa menginspirasi kita.
Value Investing
Cara pertama adalah Value Investing. Value Investing sendiri merupakan cara berinvestasi yang membeli saham dengan cara perhitungan nilai wajar (intrinsik) sebuah saham dibandingkan dengan harga saham yang diperjualbelikan di pasar.
Bila harga saham jauh lebih kecil dibandingkan nilai intrinsiknya, maka seorang Value Investor akan mengkoleksi saham tersebut. Cara ini bisa seperti membeli pakaian musim dingin yang sedang diobral pada saat musim panas.
Ada beberapa contoh kriteria saham yang layak dikoleksi dalam kriteria Value Investing:
- Harga saham lebih rendah dari 2/3 harga wajarnya.
- Jumlah aset lancar minimal 2 kali lebih banyak dari utang lancar.
- Pertumbuhan labanya minimal 7% dalam 10 tahun terakhir.
- Rasio Dividend Yield (tidak wajib) minimal 5%.
- Rasio utangnya (DER) lebih kecil dari 1.
- Saham yang termasuk 10% memiliki rasio PER terkecil.
Salah seorang value investor yang kita kenal adalah Warren Buffet. Warren Buffet merupakan seorang value investor yang selalu mencari saham yang murah. Kunci kesuksesan jurusnya terletak pada kesabarannya dalam mencari saham perusahaan baik dan menunggu waktu yang tepat untuk membelinya.
Dari point of view Warren Buffet, walau kita harus berusaha membeli saham dengan harga yang murah (undervalued), yang lebih penting adalah mendapatkan perusahaan yang luar biasa. Warren Buffet pun pernah mengungkapkan:
“Jauh lebih baik untuk membeli suatu perusahaan yang luar biasa dengan harga yang biasa, daripada membeli suatu perusahaan yang biasa saja dengan harga yang luar biasa.”
Growth Investing
Cara kedua ini disebut Growth Investing. Growth Investing adalah strategi berinvestasi pada saham yang memiliki pertumbuhan laba yang cepat. Seorang growth investor merupakan investor yang membeli saham-saham yang punya prospek pertumbuhan laba yang bagus. Bila sebuah perusahaan dapat dengan konsisten mencatat pertumbuhan laba, maka Growth Investor akan mengkoleksi saham perusahaan tersebut.
Perusahaan yang diinvestasikan haruslah mempunyai kriteria:
- Memiliki peningkatan laba bersih yang cepat.
- Memiliki peningkatan laba bersih yang lebih tinggi dari para pesaingnya.
- Secara historis pernah mendapatkan kenaikan menjadi dua kali lipat dalam jangka waktu lima
- Untuk menilai apakah suatu perusahaan memiliki kenaikan laba bersih yang cepat, pada periode minimal 5 tahun terakhir, peningkatan laba tahunan perusahaan haruslah:
- Minimal 12% untuk perusahaan kecil.
- Minimal 7% untuk perusahaan menengah.
- Minimal 5% untuk perusahaan besar.
G.A.R.P. Investing
Cara yang ketiga merupakan G.A.R.P. Investing atau kepanjangannya adalah Growth At Reasonable Price Investing. Metode ini adalah gabungan dari strategi value investing dan growth investing.
Pelopor dari cara ini merupakan seorang manajer investasi terkenal bernama Peter Lynch. Idenya yaitu mencari saham yang pertumbuhannya cepat, tetapi memiliki harga yang murah. Kriteria pencarian sahamnya yaitu dengan cara menghitung rasio Price Earnings Growth atau PEG-nya.
Rumus PEG sendiri diperoleh dari rasio PER dibagi dengan persentase pertumbuhan laba bersihnya. Saham yang ditarget adalah yang memiliki rasio PEG kurang dari 1. Berikut cara rumus untuk mengetahui rasio PEG:
PEG = PER : EPS Growth Percentage
Misalnya, sebuah saham mempunyai rasio PER sebesar 5x, dan peningkatan laba bersihnya selama 5 tahun terakhir adalah 10%, maka perhitungan rasio PEG-nya adalah 5 : 10 = 0,5x. semakin kecil rasio PEG yaitu semakin bagus, karena saham tersebut memiliki PER relatif rendah jika dibandingkan pertumbuhan laba bersihnya.
Income Investing
Cara yang keempat yaitu Income Investing. Secara simpelnya dalam strategi income investing mengharapkan hasil cuan yang lebih bersifat keuntungan cashflow daripada keuntungan capital gain.
Cara investasi saham jangka panjang yang ini cocok untuk dipakai oleh investor yang membutuhkan uang secara berkala, misalnya pensiunan karyawan yang hidup dari uang pembagian dividen. Kriteria saham yang layak dikoleksi untuk income investing adalah:
- Rajin membagi dividen dalam waktu 5 hingga 25 tahun terakhir.
- Dividend Yield minimal sebesar 3%.
Demikianlah Investasi Saham Jangka Panjang Ala Warren Buffet. Semoga yang sedikit ini berguna bagi kita semua. Jika menurut anda ini berguna bagi anda, mohon agar membagikan artikel ini kepada rekan-rekan komunitas anda. Agar semua orang bisa mendapatkan manfaatnya. Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar