google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham MNCN dan SCMA | 31 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham MNCN dan SCMA | 31 Mei 2018


Media: Good Things Ahead

MNCN mencatatkan penurunan prime time audience shares Apr-17 yang cukup signifikan mencapai 32,2% (-100bps MoM, -540bps YoY), hal ini disebabkan oleh kompetisi yang cukup tinggi dari SCTV dan ANTV, sehingga dapat dilihat sinetron RCTI "Dunia Terbalik" berada di peringkat ke-5 di Apr-18, turun dari top three. SCMA mencatatkan peningkatan prime time audience shares mencapai 35,2% (+90bps MoM, +120bps YoY), hal ini in-line dengan peningkatan performa SCTV mencapai 21,0% (+80bps MoM, -40bps YoY) dan Indosiar mencapai 14,2% (+10bps MoM, +160bps YoY). Kami masih merekomendasikan OVERWEIGHT untuk sektor media, di mana kami melihat long-term outlook yang baik didukung oleh: 1) peningkatan rate card setiap tahun, perlu dicatat prime time spot pricing di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan Singapura dengan penduduk Indonesia yang lebih banyak, 2) ROE yang tinggi dari industri dan ruang tumbuh yang besar di Indonesia. Preferensi kami untuk sektor media masih pada SCMA, dengan target harga Rp3.200, didorong peningkatan kinerja audience share yang berdampak positif pada pertumbuhan rate card perseroan. Risiko dari rekomendasi kami adalah perbaikan daya beli masyarakat yang lebih lambat dibandingkan estimasi.

MNCN: Penurunan prime time audience shares secara bulanan. MNCN mencatatkan penurunan prime time audience shares Apr-17 yang cukup signifikan mencapai 32,2% (-100bps Mom, -540bps YoY), in-line dengan penurunan performa prime time audience shares RCTI yang mencapai 15,2% (-40bps MoM, -650bps YoY); MNC TV mencapai 9,8% (-50bps MoM, -110bps YoY), dan Global TV mencapai 7,2% (-10bps MoM, 0% YoY). Penurunan ini dipengaruhi oleh kompetisi yang cukup tinggi dari SCTV dan ANTV, sehingga dapat dilihat sinetron RCTI "Dunia Terbalik" berada di peringkat ke-5 di Apr-18, turun dari top three. Selain itu, MNCN mengeluarkan sinetron baru yang diharapkan mampu meningkatkan prime audience shares seperti "Anak Punk Anti Cewek" (RCTI) dan "Tendangan Garuda" (MNC TV).

SCMA: Performa audience shares yang meningkat. SCMA mencatatkan peningkatan prime time audience shares mencapai 35,2% (+90bps MoM, +120bps YoY), in-line dengan peningkatan performa SCTV mencapai 21,0% (+80bps MoM, -40bps YoY) dan Indosiar mencapai 14,2% (+10bps MoM, +160bps YoY). Kami mengestimasi performa audience shares yang stabil didukung oleh 1) sinergi yang baik dengan Sinemart untuk menghasilkan sinetron yang berkualitas, seperti "Anak Langit", "Orang Ketiga", dan Siapa Takut Jatuh Cinta" sehingga rating 3 sinetron tersebut berada di 4 besar, 2) Indosiar yang memiliki program seperti "Liga Dangdut Indonesia" yang dapat meraih rating yang lebih baik.

Pertumbuhan performa sektor yang lebih baik. Kami mengestimasi performa sektor Media yg lebih baik kedepannya didukung oleh: 1) Pengeluaran consumer spending yang lebih baik di 2018F serta jangka Lebaran dalam dalam jangka waktu pendek (mid Jun-18) yang akan berdampak pada peningkatakan marketing & adverstising expense, 2) Volume advertising dan rate card yang lebih baik.

Kami merekomendasikan OVERWEIGHT untuk sektor Media. Kami masih merekomendasikan OVERWEIGHT untuk sektor media, didorong oleh long-term outlook yang lebih baik kedepannya didukung: 1) peningkatan rate card setiap tahun, perlu dicatat prime time spot pricing di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan Singapura dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak, 2) ROE yang tinggi dari industri dan ruang untuk bertumbuh yang besar di Indonesia. Preferensi kami untuk sektor media masih pada SCMA dengan target harga Rp3.200, didorong oleh peningkatan kinerja audience share yang meningkat memiliki efek positif pada pertumbuhan rate card perseroan. Risiko dari rekomendasi investasi kami adalah perbaikan daya beli masyarakat yang lebih lambat dibandingkan estimasi.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Jenis-Jenis Saham Menurut Para Ahli

Jenis Saham Jenis-jenis Saham PT menurut para ahli pada dasarnya hanya ada dua, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham berbeda dengan obligasi walaupun sama-sama digunakan sebagai alat investasi . Saham adalah semacam bukti kepemilikan andil dalam sebuah perusahaan seperti contoh yang dijelaskan pada makalah saham sebelumnya . Ketika sebuah perusahaan pertama kali didirikan, satu-satunya pemegang saham adalah pendiri dan investor awal. Misalnya, jika startup memiliki dua pendiri dan satu investor, masing-masing dapat memiliki sepertiga saham perusahaan. Ketika perusahaan tumbuh dan membutuhkan lebih banyak modal untuk berekspansi, ia dapat menerbitkan lebih banyak sahamnya kepada investor lain, sehingga pendiri awal dapat berakhir dengan persentase saham yang jauh lebih rendah daripada yang mereka mulai. Selama tahap ini, perusahaan dan sahamnya dianggap pribadi. Dalam kebanyakan kasus, saham pribadi tidak mudah ditukar, dan jumlah pemegang

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d