google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ELSA dan MEDC | 14 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ELSA dan MEDC | 14 Mei 2018


Harga minyak dunia seakan belum kehabisan tenaga untuk melaju. Bahkan penguatannya diprediksi terus berlanjut di tengah gejolak geopolitik di kawasan Timur Tengah. Alhasil, harga saham emiten-emiten di sektor minyak dan gas pun berpotensi terus terkerek.

Sejak awal tahun, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2018 di New York Mercantile Exchange melejit 17,7% ke level US$ 70,70 per barel hingga Jumat (11/5). Ini merupakan level tertinggi minyak sejak Desember 2014.

Analis Samuel Sekuritas Arandi Ariantara menilai, harga minyak kembali reli setelah Amerika Serikat (AS) berniat kembali menjatuhkan sanksi ke Iran. Hal ini berpotensi mengganggu keseimbangan suplai minyak di pasar global.

Namun, isu geopolitik hanya sentimen sementara. "Sifatnya masih noise saja karena masih belum diimplementasikan. Harus kembali lagi lihat fundamental," kata dia, Jumat (11/5).

Menurutnya, secara fundamental permintaan dunia masih cukup tinggi. Data inventoris minyak AS, dirilis turun hingga 2,2 juta barel pada pekan lalu yang mengindikasikan banyaknya kebutuhan.

Begitu pun di China, EIA memprediksi konsumsi minyak Negeri Tirai Bambu itu tumbuh menjadi 13,7 juta barel per hari di akhir tahun nanti. "Impor minyak China akan naik seiring peralihan dari export-oriented menjadi consumer-oriented dalam industrinya," tutur Arandi.

Arief Budiman, analis Ciptadana Sekuritas Asia bilang, harga minyak dunia juga masih terjaga lantaran rencana Saudi Aramco untuk melaksanakan IPO.

Potensi besar

Untuk itu, Arief masih mempertahankan outlook positif bagi sektor minyak dan gas sepanjang tahun ini. Hal ini tentu akan berpengaruh ciamik pada emiten-emiten yang berkecimpung di sektor ini.

Sebut saja MEDC yang menjadikan harga minyak Brent sebagai acuan. Arief menjelaskan, harga jual rata-rata minyak MEDC biasanya terdiskon US$ 2 sampai US$ 3 per barel dari harga minyak Brent.

Saat ini, harga minyak Brent telah menembus US$ 77 per barel. "Artinya, masih ada potensi upside untuk minyak MEDC," ujar Arief.

Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan menilai, saham MEDC dan ELSA cukup menarik di tengah tren saat ini. Karena MEDC memiliki sumur-sumur minyak yang masih mampu dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan pendapatan. “Sementara, ELSA saat ini mulai berekspansi dengan seismic laut yang digunakan untuk wilayah blok Mahakam,” ujar Rudy. ELSA juga telah mengantongi nilai kontrak sebesar Rp 4,5 triliun.

Kendati demikian, Rudy tetap menjagokan MEDC lantaran valuasinya yang menarik. Ia memberi rekomendasi beli saham MEDC dengan target Rp 1.830 per saham.

Saham MEDC juga menjadi pilihan Arief. Ditilik dari valuasinya, saham MEDC memiliki EV/EBITDA sebesar 7,3 kali. “Rata-rata sektornya sekitar 8,5 kali. Jadi masih oke,” pungkasnya.

Senada, Arandi juga masih mempertahankan MEDC sebagai saham top pick untuk sektor migas. Dia merekomendasikan beli MEDC dengan target harga Rp 2.000 per saham.

http://investasi.kontan.co.id/news/saham-emiten-sektor-migas-kembali-mendidih

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

BELAJAR SAHAM di SAHAM ONLINE

Untuk rekan-rekan yang hendak BELAJAR INVESTASI SAHAM atau TRADING SAHAM, rekan-rekan bisa akses materi pembelajaran terkait dengan mudah dan gratis melalui link di bawah ini WEBSITE SAHAM ONLINE - BELAJAR SAHAM untuk inspirasi dalam investasi saham, rekan-rekan juga bisa baca beberapa artikel melalui link berikut ini WEBSITE SAHAM ONLINE - INSPIRASI SAHAM sedangkan jika rekan-rekan lebih tertarik untuk belajar investasi atau trading saham melalui VIDEO TUTORIAL yang tertata berdasarkan topik sudah terbagi menjadi beberapa playlist, rekan-rekan bisa akses di link berikut ini CHANNEL YOUTUBE SAHAM ONLINE