*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team
*Market Review 26 April 2018*
Tercatat 61 saham menguat dan 364 saham melemah. *IHSG -170.65 poin (-2.80%) ke level 5.909,198*, dan *LQ-45 -34,97 poin (-3.57%) ke level 943,291*.
*Sectoral Return :*
- Agri -2,46%
- Mining -3,45%
- Basic-Ind -1,24%
- Misc-Ind -1,44%
- Consumer -3,08%
- Property -2,95%
- Infrastructure -3,10%
- Finance -3,18%
- Trade -2,52%
Investor asing *net sell senilai Rp 1,30 Triliun*.
*USD/IDR -22,00 poin (-0,16%)* terhadap Rupiah di angka 13.893.
*Saham yang ditutup menguat*
- *NIKL ditutup menguat Rp 310 (+7.96%) ke level Rp 4.200*. PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) berhasil meraih laba bersih US$90,38 ribu di periode hingga 31 Maret 2018 usai mencatat rugi bersih US$505,87 ribu di periode sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, penjualan neto naik menjadi US$43,77 juta dari penjualan neto US$36,58 juta tahun sebelumnya dan beban pokok penjualan naik menjadi US$40,65 juta dari beban pokok US$34,82 juta tahun sebelumnya.
- *BBHI ditutup menguat Rp 2 (+1.12%) ke level Rp 180*. PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan HaK Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 501.875.000 saham baru atau 11,11% dari modal disetor setelah terlaksananya aksi korporasi ini dengan harga nominal Rp100. Menurut prospektus perseroan Rabu, setiap pemegang 8 saham lama yang namanya tercatat hingga 27 Juni 2018 berhak atas 1 HMETD untuk membeli 1 sahma baru dengan harga pelaksanaan Rp200 per saham sehingga total seluruhnya mencapai Rp100.375.000.000.
*Saham yang ditutup melemah*
- *INDY melemah Rp 120 (-3.30%) ke level Rp 3.510*. Keputusan PT Indika Energy Tbk (INDY mencaplok saham mayoritas PT Kideco Jaya Agung jadi keputusan paling penting bagi titik balik pertumbuhan kinerjanya. Ini terlihat dari kinerja emiten berkode INDY sepanjang tahun 2017 yang membukukan laba kotor sebesar US$ 335,42 juta. Padahal, selama empat tahun berturut-turut Indika terus merugi. Terakhir, pada tahun 2016 Indika rugi sebesar US$ 67,59 juta.
- *PWON melemah Rp 25 (-4.23%) ke level Rp 565*. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih kuartal I-2018 sebesar Rp 562,85 miliar. Pencapaian ini meningkat 61,79% dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 347,88 miliar. Dalam laporan keuangan PWON yang dirilis di website BEI, Kamis (26/4), tercatat peningkatan bottom line juga seiring dengan kenaikan pendapatan perusahaan. Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,65 triliun, naik 19,53% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 1,37 triliun.
- *PTPP melemah Rp 220 (-8.30%) ke level Rp 2.430*. PT PP Tbk (PTPP) akan menaikkan dividen tahun buku 2017. Rencana ini telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPS perusahaan siang ini, Kamis (26/4). Emiten konstruksi pelat merah ini akan membagikan Rp 290,63 miliar atau 20% dari laba bersih 2017, Rp 1,45 triliun sebagai dividen. Adapun nilai per sahamnya Rp 46,88 per saham.
- *MBSS melemah Rp 100 (-13.60%) ke level Rp 635*. PT Mitrabahtera Segarasejati Tbk (MBSS) meraih pendapatan usaha US$14,37 juta hingga periode tiga bulan pertama tahun ini turun dibandingkan pendapatan usaha US$15,76 juta di periode sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Kamis menyebutkan, beban langsung naik menjadi US$16,14 juta dari US$15,19 juta dan rugi kotor diderita US$1,77 juta dari laba kotor US$569,02 ribu yang diraih pada tahun sebelumnya.
- *BMRI melemah Rp 375 (-5.24%) ke level Rp 6.775*. PT Bank Mandiri Tbk mencatat kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) pada kuartal I-2018 sebesar Rp 151,3 triliun. Angka kredit yang belum ditarik ini naik 18,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Kredit belum ditarik Bank Mandiri ini mayoritas berasal dari debitur swasta sebesar 74%. Sedangkan kredit yang belum ditarik yang berasal dari debitur BUMN sebesar 26% dari total undisbursed loan.
Komentar
Posting Komentar