google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rekomendasi Saham Ellen May | 3 April 2018 Langsung ke konten utama

Rekomendasi Saham Ellen May | 3 April 2018

Rekomendasi Saham Ellen May

Setelah menghadapi berbagai tekanan dari global di bulan Maret kemarin, akhirnya IHSG pada bulan April ini memiliki peluang untuk kembali menguat. Ingin tahu saham-saham apa saja yang berpotensi menguat saat ini? Lalu, sentimen apakah yang berpotensi membuat IHSG di bulan ini menguat? Simak pembahasannya berikut ini.

Secara historikal, Maret sejatinya adalah bulan yang bagus bagi investor saham. Sebab, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir selalu menguat di bulan ketiga tersebut. Selama 10 tahun terakhir, IHSG tidak pernah mencatatkan penurunan tajam di bulan Maret, kecuali tahun ini.

Namun, ternyata tahun ini terjadi anomali yang cukup mengagetkan, dimana IHSG pada bulan Maret justru mengalami koreksi yang cukup signifikan hingga -6,2% dari level 6600 menuju level 6188. Aksi jual yang kerap terjadi pada Mei tampaknya berpindah ke Maret. Seolah ungkapan sell in May kini berubah menjadi sell in March.

Koreksi tajam IHSG di bulan Maret kemarin lebih banyak dipicu faktor global, seperti kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan ancaman perang dagang yang dipicu kebijakan proteksionisme Amerika Serikat.

Lalu, apakah IHSG akan berlanjut turun, atau berbalik naik?
Secara teknikal, IHSG telah membentuk pola double tops dan masih berpotensi untuk turun hingga ke level 6000, sebelum akhirnya berbalik naik. Jadi, IHSG saat ini lebih berpotensi untuk bergerak turun.

Namun jangan khawatir, karena biasanya IHSG akan terlebih dahulu mengalami teknikal rebound sementara sebelum melanjutkan penurunannya, khususnya di bulan April ini.


Pada bulan Maret ini, IHSG berpotensi teknikal rebound dengan target kenaikan di sekitar level 6240.
Ada beberapa sentimen positif yang berpotensi menggerakkan IHSG di bulan ini, diantaranya:
  1. Sentimen pembagian dividen oleh para emiten di Bursa Efek Indonesia.
  2. Rilis data inflasi
Disamping itu, momentum semakin dekatnya bulan puasa dan Asian Games juga dapat mengangkat daya beli masyarakat dan akhirnya menggerakkan bursa saham.

Lalu, saham-saham apa saja yang berpotensi alami teknikal rebound saat ini?
Saham-saham yang berpotensi berbalik menguat tersebut tentunya saham-saham yang kemarin mengalami penurunan yang cukup tajam, misalnya seperti saham di sektor mining.

Saat ini kami melihat ada 3 saham yang paling berpotensi untuk mengalami teknikal rebound, diantaranya MBSS, INDY dan PTBA.

Berikut ulasan teknikal ke-3 saham tersebut.


Setelah mengalami penurunan yang cukup tajam, PTBA berpotensi mengalami rebound. Jika Anda ingin membeli saham ini, Anda bisa melakukan Speculative buy on weakness, di level 2750-2950, stop loss maks loss di 2680, target 3100, 3400. Jika berhasil menguat di atas 3100, potensi menguji kembali 3400.


Pola pergerakan sahm INDY saat ini sudah memotong trend uptrend-nya dan lebih berpotensi untuk turun. Namun, jika berhasil menembus level 3830, maka INDY masih berpotensi kembali menguat.
Kami merekomendasikan buy if breakout 3830-3880 dengan target 4400-4600. Proteksi jika harga <3830, maks proteksi 3680.


Kami melihat MBSS membentuk pola yang cukup menarik, yaitu pola inverterd head & shoulders. Dengan neckline di level 700 telah ditembus.

Kami merekomendasikan buy di level 700-750. Dengan target pertama 800 dan target kedua di level 900-930. Proteksi jika harga < 700, maks proteksi 670.

Salam profit,

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...