google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham BNI | 10 April 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham BNI | 10 April 2018

Isu hangat kembali menghampiri PT Bank Permata Tbk (BNLI). Kali ini, perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS), Farallon Capital Management LLC, dikabarkan berniat membeli 44,56% saham BNLI yang dikuasai Standard Chartered (Stanchart) PLC.

Selain Stanchart, PT Astra International Tbk (ASII) juga memiliki 44,56% saham BNLI. Sementara sisanya sebesar 10,88% saham dimiliki investor publik.

Sumber KONTAN membisikkan, Farallon Capital ingin masuk ke BNLI dengan membeli 44,56% saham, dimulai dari kepemilikan Stanchart. Bahkan, Farallon dikabarkan telah melakukan pembicaraan awal dengan Stanchart di London.

Rumor yang hampir sama beredar pada tahun lalu. Pemilik Bank Mayapada, Dato’ Sri Tahir berencana mengakuisisi saham BNLI melalui entitas perantara. Belakangan, tidak ada transaksi jual beli saham BNLI.

Operasional Stanchart di Indonesia saat ini terbagi dua. Pertama, cabang yang dikuasai sepenuhnya, yaitu Standard Chartered Indonesia. Kedua, kepemilikan Stanchart di BNLI. Bank yang berbasis di Inggris ini pernah mengungkapkan keinginan agar operasional di Indonesia diwakili satu entitas.

Tahun lalu, Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered, Bill Winters, pernah mengemukakan ada beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk operasional Stanchart di Indonesia. Kepada Financial Times, Winters mengungkapkan, Stanchart dapat menjual salah satu dari dua anak usaha di Indonesia dan menginvestasikan hasilnya pada yang lain. Atau Stanchart meraih kendali dari BNLI dan menggabungkan kedua entitas tersebut. Namun, saat itu ia membantah Stanchart akan menjual kepemilikan sahamnya di Bank Permata.

KONTAN juga mencoba mengkonfirmasi ASII ihwal niat Farallon masuk BNLI. Investor Relation ASII, Tira Ardianti, menyebutkan tidak ada pembicaraan antara ASII dan Farallon mengenai keinginan membeli kepemilikan ASII di BNLI.

ASII juga tidak pernah mendapatkan kabar tentang kemungkinan penjualan saham Stanchart di BNLI kepada Farallon. "Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada pembicaraan ke arah (penjualan saham) tersebut. Fokus utama kami adalah menjadikan Bank Permata sehat kembali. ASII dan Stanchart tetap support Bank Permata," ungkap Tira kepada KONTAN, Minggu (8/4).

Senada dengan ASII, Standard Chartered Bank juga membantah adanya rumor penawaran Farallon terhadap saham BNLI. Corporate Affair Standard Chartered Bank Indonesia, Dody Rochadi, menyatakan hingga kini, belum ada keputusan apapun terkait saham Standard Chartered PLC di Bank Permata. "Kami akan tetap mempertahankan komitmen jangka panjang di Indonesia," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (9/4).

Head Corporate Affairs BNLI, Richele Maramis menyatakan, manajemen tidak dalam posisi berkomentar terkait kabar spekulatif ini. Yang pasti, BNLI terus mendapat dukungan kuat dari dua pemegang saham utama: ASII dan Stanchart.

Isu Farallon juga turut mengerek saham BNLI. Harga saham bank ini kemarin naik 6,03% menjadi Rp 615 per saham. Tapi sejak awal tahun (ytd), harga BNLI masih melemah 1,60%.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d