google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham INDF | 13 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham INDF | 13 April 2018

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berpeluang mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Hal tersebut didukung oleh potensi membaiknya daya beli masyarakat dan banyaknya perhelatan penting yang berlangsung di tahun ini.

Dalam riset 9 April, Janni Asman, Analis May Bank Kim Eng berpendapat, keputusan pemerintah yang tidak akan menaikkan tarif dasar listrik dalam waktu dekat akan menjadi katalis positif terjaganya daya beli masyarakat di tahun ini. Implementasinya, kinerja INDF dapat terangkat.

Ia pun berekspektasi, INDF mampu meraih pendapatan senilai Rp 74,78 triliun pada akhir tahun nanti. Di saat yang sama laba bersih emiten ini ditaksir bisa mencapai Rp 4,28 triliun.

Lebih lanjut, Janni menilai bahwa segmen produk konsumen bermerek secara umum masih akan menjadi tumpuan INDF walaupun di tahun lalu pertumbuhannya hanya mencapai 4,5% YoY.

Hal ini mengingat kinerja segmen tersebut disokong PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) selaku anak usaha INDF. Tahun lalu, segmen tersebut berkontribusi 47% terhadap pendapatan perusahaan.

Janni yakin, seiring potensi membaiknya daya beli masyarakat, pendapatan dari segmen produk bermerek akan tumbuh hingga 7% YoY. "Produk mie instan akan kembali berkontribusi besar berkat branding yang kuat dan jaringan distribusi yang luas," terangnya.

Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya memandang, pangsa pasar yang besar dapat menjadi keuntungan bagi INDF untuk mendistribusikan produk-produknya.

Ditambah lagi, pada tahun ini banyak momentum penting yang bisa berdampak positif bagi INDF. Misalnya, Asian Games, Pilkada, ataupun libur hari raya.

Kendati demikian, INDF dituntut untuk terus melakukan inovasi pada produk-produknya. Hal ini sebagai salah satu upaya perusahaan menjawab tantangan persaingan di sektor konsumer yang masih akan berlangsung sengit.

Di samping itu, INDF juga perlu memaksimalkan promosi produk melalui media sosial. Hal ini mengingat pengguna media sosial terus tumbuh dari berbagai kalangan masyarakat dan INDF pun diuntungkan dari segi efisiensi biaya. "Kalau pasang iklan di televisi kemungkinan besar akan memakan cost of fund yang banyak," kata William.

Janni dan William sama-sama merekomendasikan beli saham INDF. Jika Janni memasang target Rp 8.800 per saham, maka William mematok target Rp 8.400 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d