google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham SSIA | 23 Maret 2018 Langsung ke konten utama

Prospek Saham SSIA | 23 Maret 2018

Prospek Saham SSIA

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Surya Semesta Internusa Tbk berikut surat utang (obligasi) berkelanjutan I 2016. Peringkat perusahaan beserta utang emiten bersandi saham SSIA ini dipangkas dari semula idA menjadi idA-, setelah bertahan selama setahun terakhir. Pefindo pun masih menyematkan label negatif bagi prospek (outlook) SSIA.

Lewat siaran pers yang dirilis pada 14 Maret 2018 di situsnya, Pefindo menyatakan bahwa penurunan peringkat tersebut didasarkan pada melemahnya struktur permodalan dan proteksi arus kas SSIA. Hal itu disebabkan oleh lemahnya kinerja keuangan SSIA dari segmen bisnis konstruksi dan kawasan industri.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Surya Semesta Internusa Tbk berikut surat utang (obligasi) berkelanjutan I 2016. Peringkat perusahaan beserta utang emiten bersandi saham SSIA ini dipangkas dari semula idA menjadi idA-, setelah bertahan selama setahun terakhir. Pefindo pun masih menyematkan label negatif bagi prospek (outlook) SSIA.

Lewat siaran pers yang dirilis pada 14 Maret 2018 di situsnya, Pefindo menyatakan bahwa penurunan peringkat tersebut didasarkan pada melemahnya struktur permodalan dan proteksi arus kas SSIA. Hal itu disebabkan oleh lemahnya kinerja keuangan SSIA dari segmen bisnis konstruksi dan kawasan industri.

Adapun peringkat akan kembali diturunkan, bila Pefindo mendapati EBITDA SSIA lebih rendah dari proyeksi karena pelemahan kinerja dari segmen konstruksi dan kawasan industri. Peringkat tersebut juga bisa di bawah tekanan jika SSIA secara signifikan menambah utang, lebih tinggi dari proyeksi tanpa ada kompensasi berupa kenaikan pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi.

Sejauh ini, berdasarkan catatan Pefindo, EBITDA SSIA memang cenderung menurun. Sampai akhir tahun 2016, EBITDA SSIA sebesar Rp 638,2 miliar, turun 23,27% dibandingkan akhir tahun 2015 di posisi Rp 831,8 miliar. Adapun hingga akhir kuartal III 2017, EBITDA SSIA baru berjumlah Rp 306 miliar.

Demikian juga rasio utang per EBITDA yang justru semakin tinggi. Bila pada akhir tahun 2015 debt/EBITDA SSIA yang telah disesuaikan (adjusted) berjumlah 1,7 kali, pada akhir 2016 angkanya naik menjadi 3,9 kali. Adapun hingga September 2017, rasionya sudah bertengger di level 5,7 kali, bila disetahunkan.

Sekadar mengingatkan, tahun 2017 SSIA baru saja mendapatkan dana segar dari hasil penjualan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dimiliki melalui PT Bhaskara Utama Sedaya senilai Rp 2,56 triliun. Hal ini yang menyebabkan laba bersih SSIA per September 2017 melonjak menjadi Rp 1,23 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 118,01 miliar.

Source:
Kontan

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d