IHSG DI TENGAH-TENGAH KONSOLIDASI ATAU DOUBLE TOP ?
Anda harus tahu, IHSG kini ibarat sedang menyeberang tali. Jika tidak mampu bertahan akan jatuh, namun jika mampu bertahan pun akan sangat berat dan potensi keberhasilannya pun hanya sekitar 20%.
Kondisi ini menjelaskan bahwa, IHSG jika jatuh akan jatuh sekali, dan jika mampu bertahan dalam “penyeberangan” tali ini, maka IHSG akan kembali melesat kembali. Dan menariknya, hal ini sebenarnya sudah pernah kita alami.
Sampai dengan akhir perdagangan hari Senin, 5 Maret 2018, IHSG masih membentuk pola yang sangat ditakuti oleh pelaku pasar, nama pola ini adalah double top atau yang dapat disederhanakan sebagai M pattern. Cara mudah mengenali pola ini adalah jika pergerakan harga saham sudah bervariasi dan dalam suatu periode pada grafik terbentuk pola mirip huruf M.
Jika pola ini terkonfirmasi maka IHSG akan gawat sekali, mungkin kejadian pasar tahun 2015 akan terulang. Cara mengkonfirmasi pola ini adalah dengan menembus neckline-nya. Begini ilustrasi neckline dalam pola double top.
Dengan ilustrasi tersebut, kombinasikan dengan pola yang terbentuk pada IHSG maka akan diperoleh neckline di level 6426, atau jika dijadikan support psikologis maka ada di 6420.
Dapat disimpulkan bahwa IHSG sedang dalam ancaman bahaya jika level 6420 ditembus, dan hal tersebut bukanlah hal yang rumit, karena penurunan IHSG sendiri sudah semakin mendekati neckline tersebut.
Jadi, apakah IHSG sudah akan memasuki masa crash? Mungkin saja, kita sama-sama tahu, IHSG bergerak reaktif yang artinya pergerakan yang terjadi pada IHSG adalah bentuk respon dari adanya sentimen negatif yang sudah terjadi pada pasar bursa luar negeri duluan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melemahnya indeks Dow Jones selama lebih dari 1 minggu. Bukan hanya Dow Jones, bursa regional pun turut mengikuti pelemahan. Dapat kita lihat sendiri, misalnya di aplikasi RTI bagian indices dan lihatlah bursa regional Asia seperti Nikkei, STI, Hang Seng dll yang jika mengalami penurunan malah lebih sadis dibanding IHSG.
Runtuhnya saham-saham blue chips menjadi tolok ukur, dikarenakan saham-saham blue chips adalah saham-saham dengan bobot tinggi terhadap IHSG maka jika penurunan dimulai dari saham blue chips maka dipercaya di kemudian hari seluruh saham di pasar akan mengikutinya. Ibarat kepala suku menyerah dalam peperangan, maka seluruh penduduk suku tersebut akan ikut menyerah.
Maka dari sini saya (William Hartanto) memutuskan untuk tidak membuat Outlook dan mengajak Anda melihat sisi nyata dari pasar. Anda bisa merasa tulisan ini salah, karena saham-saham yang Anda beli sedang naik. Dan dari situlah Anda akan mulai merasa hebat di pasar. Anda mungkin setuju dengan statement saya “trader hebat adalah trader yang mampu menemukan saham yang ikut naik saat IHSG naik, dan TETAP NAIK saat IHSG turun”. Hal ini adalah common sense, dan berbanggalah Anda, karena tidak semua orang bisa seperti Anda. Saya pun bisa saja kalah dari Anda.
Namun saya dapat menebak, saham IKAI ESSA RBMS KMTR RAJA ENRG Anda sedang menguat. Ya, hal ini karena bandar secara khusus telah mengaturnya.
Dalam ilmu bandarmology dikenal istilah bandar bertukar shift/giliran. Hal ini dilakukan dengan menjual saham-saham yang tidak profitable untuk kemudian membeli saham baru yang dapat memberi keuntungan lebih besar lagi, betul? Dan saat ini adalah saat dimana bandar-bandar sedang bertukar shift tersebut.
Nah, ketika bandar sedang melakukan tukar shift ini mereka secara khusus dan berani melawan pasar, melakukan pembelian pada beberapa saham blue chips yang sedang melemah. Namun kita sudah sama-sama tahu, bandar tidak mungkin mau kalah. Jika memungkinkan bandar ingin mendapat semuanya sendiri, tanpa diikuti oleh ritel.
Anda mungkin tidak percaya, namun beberapa hari ini saham-saham 3rd liner justru sangat aktif karena ulah bandar yang sama. Beberapa di antaranya mungkin sudah ada di portofolio Anda mmasing-masing.
Saham-saham 3rd liner sengaja dinaikkan dan dibuat kesan menyesal jika tidak dibeli hari ini. Karena itu jangan heran jika banyak saham-saham yang tanpa Anda sadari justru malah dikejar hanya dengan alasan ingin memiliki dan ingin merasakan “cuan” sehari. Hal ini semakin diperkuat dengan melemahnya IHSG sehingga pelaku pasar cenderung pragmatis dan hanya fokus pada apa yang bisa memberikan keuntungan di tengah-tengah keputusasaan. Ya, hal yang Anda lakukan adalah benar dengan kondisi yang memang membuat putus asa.
IHSG AKAN HANCUR
Wait, wait, sebelum Anda semakin percaya dengan potensi kehancuran IHSG, mari kita berkaca dari kesalahan di masa lalu.
IHSG pernah berada di level 5500, dan membentuk pola yang sama (double top). Pada saat itu, saya masih inget persis bagaimana histerisnya pelaku pasar lain yang mulai menyebar fear di pasar modal. Beberapa membawa teori black swan yang intinya adalah menekankan bahwa apa yang tidak terpikir sekarang, bisa terjadi di kemudian hari. Sama seperti IHSG pada saat itu banyak yang bilang tidak akan jatuh, tpai karena mereka menguasai teori black swan maka mereka bilang tetap akan jatuh. Dan hari ini IHSG sudah menembus 6600…
Mari kita lihat apa yang terjadi pada IHSG pada masa lalu, di level 5500.
See? Mirip dengan kondisi saat ini bukan?
Semakin menarik, bandar dengan pandainya membuat neckline pada pola tersebut terlihat seperti ditembus. Dan semakin yakinlah orang-orang bahwa pola double top telah terkonfirmasi.
Namun adalah kesalahan jika kita menarik kesimpulan terlalu cepat. Bahkan dalam ilmu teknikal ada aturan pengujian 3 hari. Dan umumnya pelaku pasar menarik kesimpulan hanya dalam 1 hari. Itulah mengapa banyak orang yang cenderung gagal dibanding yang berhasil.
ADA RAHASIANYA
Suatu pola belum terkonfirmasi apabila belum turun melewati 10% dari support pada indikator. Seperti pada gambar di atas, ada support MA50 (garis berwarna hitam) yang menjadi “pembatas” IHSG. Walaupun terlihat ditembus sedikit, namun aturan awal (belum turun melewati 10% dari support pada indikator) tidak terjadi sehingga secara teknikal belum dikatakan breakdown.
Pada saat itu, penekan IHSG tentu saja saham-saham blue chips, tidak mungkin yang lainnya. Saham 3rd liner mungkin menguat, dan hal tersebut memang disengaja.
Anda harus tahu, bandar adalah pelaku pasar yang akan selalu mencari keuntungan dengan sebisa mungkin tidak melibatkan pihak manapun. “Gue mau untung sendiri, lu jangan ikut-ikutan” kira begitulah esensi bandarmology. Itulah mengapa pola transaksi mereka berbeda-beda pada setiap saham.
NASIB IHSG
Tentunya tidak lepas dari kondisi market baik secara teknikal maupun fundamental. IHSG di tengah-tengah “tali” ini akan menentukan nasibnya sendiri. Jika berhasil dipertahankan tidak menembus 6420 maka aman. Namun jika tidak berhasil dipertahankan maka akan kembali ke 6200 sebagai target pertama. Harapan tentu saja ada, namun jangan lupa IHSG masih meninggalkan gap di level 6523 sehingga jika dibuat perbandingan penekan vs pengangkat IHSG akan menjadi 2:1.
YANG HARUS ANDA LAKUKAN
Pilihan selalu ada di tangan masing-masing, atau lebih tepatnya di keyboard masing-masing. Jika Anda melihat kenaikan saham-saham 3rd liner saat ini lebih baik dan Anda mampu mengikuti pergerakannya maka tidak menjadi masalah. Ikutilah, dan tetap gunakan batas toleransi stop loss Anda. Kiranya Anda tidak akan mau “tersangkut” karena terlalu seru mengejar ke atas, betul? Dan jika kiranya Anda bermaksud mengikuti bandar dan tidak mau dikecoh dengan saham-saham 3rd liner, maka ikutilah. Pilihan tetap di tangan Anda, dan tidak perlu ragu. Kesempatan di pasar modal selalu ada dalam kondisi apapun, yang penting adalah kemampuan Anda mengikuti peluang tersebut.
Peluang mengandung kata “uang”. Jika bisa diikuti dengan benar maka akan mempengaruhi uang Anda, bisa bertambah atau malah berkurang bahkan habis.
Be a keen and clever investor.
Demikian Outlook Market hari ini. Semoga bermanfaat.
Source:
Komentar
Posting Komentar