Berita Saham NIKL
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$9,7 juta tahun ini. Dana tersebut untuk mendukung bisnis perusahaan pada tahun 2018.
Jetrinaldi, Direktur Keuangan dan Independen NIKL, merincikan, dana tersebut antara lain akan digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan mempertahankan kondisi pabrik Perseroan. "Equipment pabrik kami sudah cukup lama umurnya sehingga harus dimaintenance," ujarnya, dalam paparan publik, di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan yang sama Yulia Heryati, Direktur Komersial NIKL menambahkan, untuk tahun 2018, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% dari US$151,793 juta pada 2017. "Penjualan 100% masih konsentrasi di pasar domestik," jelasnya.
Ardhiman T.A, Direktur Utama NIKL mengatakan, hingga Desember 2017, pangsa pasar NIKL di Tanah Air mencapai 61,78% dibandingkan 60,50% pada periode yang sama tahun 2016. NIKL tercatat sebagai satu-satunya perusahaan domsetik yang berkecimpung di bisnis tinplate dan menguasai pangsa pasar di Indonesia.
Sebesar 23,68% produk tinplate NIKL, lanjut Ardhiman, dipasok ke produsen susu, sebesar 20,02% ke produsen biskuit dan permen, sebesar 19,81% ke produsen makanan, sebesar 16,86% ke produsen kimia, dan sebesar 13,01% ke produsen. Adapun sisanya untuk suplay ke produsen kaleng umum, minyak goreng serta buah dan minuman masing-masing sebesar 4,52%, 1,58% dan 0,53%.
"Tahun ini, kami ingin utilisasi pabrik mencapai 100% dari tahun sebelumnya antara 90-95%. Jadi, kami sudah full kapasitas," tukas Ardhiman.
Ketika ditanya apakah ada rencana membangun pabrik baru, ia tidak menjawab secara tegas mengiyakan ataupun menolak. "Nanti kami sampaikan," jawabnya.
Tahun 2017, NIKL mencatat peningkatan pendapatan sebesar 15,29% dibandingkan US$131,66 juta pada 2016. Adapun laba Perseroan mencapai US$1,36 juta dengan total aset sebesar US$126,12 juta di akhir Desember 2017. (end/as)
IQPLUS
Komentar
Posting Komentar