google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham ISAT | 5 Maret 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham ISAT | 5 Maret 2018

Berita Saham ISAT

Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. tidak lagi dapat mengendalikan PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk. setelah Artajasa melantai pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 437.505.800 lembar saham pada penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Pasalnya, saham sebanyak 437.505.800 lembar tersebut terdiri dari 187.465.800 lembar saham baru yang diterbitkan Artajasa, sedangkan sebanyak 250.040.000 sisanya merupakan saham milik stakeholder yaitu PT Aplikanusa Lintasarta yang didivestasi entitas.

PT Aplikanusa Lintasarta merupakan anak usaha langsung dari PT Indosat Tbk. dengan kepemilikan saham sebesar 72,36%., sedangkan PT Artajasa Pembayaran Elektronis merupakan anak usaha PT Aplikanusa Lintasarta dengan porsi kepemilikan saham sebesar 55%.

Group Head Business Development Indosat Nigel Mukerjee menyampaikan setelah melewati tahap IPO, PT Aplikanusa Lintasarta hanya memiliki 38,86% saham pada PT Artajasa Pembayaran Elektronik Tbk. porsi tersebut tidak memungkinkan Indosat dapat mengendalikan Artajasa.

“Dengan saham hanya 38,86%, Lintasarta tidak lagi bisa mengontrol Artajasa, sedangkan Lintasarta adalah anak usaha Indoesat. Di masa depan, Lintasarta hanya merupakan investor Artajasa, bukan sebagai pemilik yang bisa mengontrol,” ungkap Nigel pada Bisnis.com, baru-baru ini.

Sementara itu, Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk. Deva Rachman menyampaikan Indosat sebelumnya ikut dalam pengambilan keputusan untuk Artajasa, mmelaui kepemilikan sahamnya pada Aplikanusa Lintasarta.

Kendati demikian, perseroan memutuskan untuk mendivestasikan saham Lintasarta pada Artajasa sehingga dapat memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang membatasi kepemilikan asing pada perusahaan pembayaran elektronik maksimal sebesar 20%.

“Karena Lintasarta punya Indosat dan induk usaha Indosat adalah asing, maka sebelum IPO ini masih ada kepemilikan asing [lebih dari 20%] pada Artajasa. Tapi sekarang ini kami [Indosat] bukan lagi decision maker [pada Artajasa],” ungkap Deva pada Bisnis.com.

Adapun, dengan langkah IPO ini, kepemilikan saham asing pada Artajasa hanya tinggal 18,28%, sehingga Indosat telah memenuhi aturan pembatasan saham asing pada cucu usahanya yang merupakan perusahaan pembayaran.

source:
BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...