Analisa Saham WSKT
WSKT: Cash Flow Improvement
WSKT mencatatkan laba sebesar Rp3,9 triliun, naik 126,6% YoY, diatas estimasi (PANS: 124,9%; Cons: 118,9%), namun kontrak baru tercatat turun sebesar Rp55,8 triliun, turun 20,2% YoY, disebabkan oleh mundurnya penandatanganan beberapa proyek seperti: Pasuruan – Probolinggo – Banyuwangi. WSKT mencatat arus kas operasi yang membaik tercatat sebesar –Rp5,9 triliun di 2017 (2016: Rp-8,3 triliun) didorong oleh membaiknya receivable days perusahaan di 2017, yang sebesar 317 hari (2016: 347 hari), kami mengestimasikan bahwa arus kas operasi perusahaan akan membaik di 2017, dengan penerimaan untuk proyek turnkey berkisar Rp20-30 triliun, didorong oleh rencana divestasi jalan tol, pembayaran LRT Palembang serta beberapa tol Trans Java. Sementara dari komposisi hutang, Interest bearing liabilities (IBL) perusahaan mencapai Rp44,9 triliun di 2017 (2016: Rp25 triliun) mengakibatkan gearing naik ke 1,7x (2016: 0,9x) sehingga beban bunga naik ke Rp1,9 triliun, naik 96,7% YoY, IBL perusahaan diperkirakan akan mencapai Rp57 triliun di 2018, didorong oleh capex sebesar Rp26 triliun di 2018. Kami masih merekomendasikan BUY, dan merevisi naik target harga ke Rp3.300, dengan menaikan premium relative to peers ke 5,1% (prev: discount 4,4%), didorong oleh positifnya rilis laporan keuangan serta estimasi membaiknya arus kas operasi perusahaan di 2018. Saat ini WSKT diperdagangkan pada PE sebesar 10,5x di 2018, 6% discount dibandingkan peers. Resiko turun untuk rekomendasi adalah buruknya valuasi divestasi tol dan terlambatnya revenue recognition untuk proyek turnkey.
Laba bersih dibawah estimasi. WSKT mencatatkan pendapatan sebesar Rp45,2 triliun, naik +90,1% YoY, diatas estimasi (PANS: 112.1%; Cons: 108,8%), pertumbuhan pendapatan, didorong oleh, jasa kontruksi yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp42,3 triliun, naik 89,3% YoY, serta precast yang membukukan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun, naik 93,6% YoY, sementara operating profit tercatat sebesar Rp5.9 triliun, naik 107,5% YoY, membawa laba bersih diatas estimasi, didorong oleh membaiknya marjin, dimana gross margin naik ke 20,9% (2016: 16,7%), didorong dari tingginya porsi dari turnkey project serta meningkatnya porsi dari Waskita Beton Precast (WSBP), selain itu WSKT juga mencatatkan pendapatan atas bunga pinjaman (one-off item) sebesar Rp327 miliar (2016: - ). Laba tercatat sebesar Rp3,9 triliun, naik 126,6% YoY, diatas estimasi (PANS: 124,9%; Cons: 118,9%).
Kontrak baru tercatat turun. Kontrak baru tercatat sebesar Rp55,8 triliun di 2017, turun 20,2% YoY, disebabkan oleh turunnya pencapaian dari business development, yaitu proyek pemerintah yang diberikan melalui peraturan pemerintah, seperti jalan tol, tercatat hanya sebesar Rp28,7 triliun, turun 54,2% YoY, didorong oleh mundurnya penandatangan proyek seperti Pasuruan – Probolinggo – Banyuwangi, Jakarta – Cikampek II dan Tebing Tinggi – Kuala Tanjung - Parapat, dengan panjang ~400km, namun order book tercatat masih kuat sebesar Rp138 triliun, 3.05x dari pendapatan perusahaan. Di 2018, WSKT menargetkan kontrak baru sebesar Rp70 triliun, dimana Rp41,7 triliun akan disumbangkan dari jalan tol.
Membaiknya arus kas operasi. Membaiknya arus kas operasi, didorong oleh laba yang mencapai Rp3,9 triliun, dimana arus kas operasi tercatat sebesar -Rp5,9 triliun di 2017 (2016: Rp-8,3 triliun), peningkatan arus kas didorong oleh membaiknya receivable days perusahaan, tercatat sebesar 317 hari (2016: 347 hari). Kami mengestimasikan arus kas operasi akan membaik di 2017, dengan penerimaan arus kas berkisar Rp20-30 triliun, didorong oleh rencana divestasi jalan tol, serta pembayaran LRT Palembang dan beberapa proyek tol Trans Java, yang diperkirakan akan selesai di 2018.
Naiknya komposisi hutang. WSKT mencatat interest bearing liabilities (IBL) sebesar Rp44,9 triliun (2016: Rp25,0 triliun) didorong oleh investasi serta modal kerja untuk jalan tol. Ini mengakibatkan gearing perusahaan naik ke 1,7x (2016: 0,87x) ini mengakibatkan beban bunga perusahaan naik ke Rp1,9 triliun, naik 96,7% YoY. IBL diperkirakan akan naik ke Rp57 triliun di 2018, didorong oleh belanja modal perusahaan yang akan mencapai Rp26 triliun di 2018.
Pertumbuhan diatas rata-rata MSCI Indonesia. Kami mengestimasikan laba mencapai Rp53 triliun di 2018 (Manajemen: Rp55 triliun) tumbuh 15,7% YoY, dengan profit before minority interest sebesar Rp5,1 triliun (Manajemen: Rp5,3 triliun), tumbuh 21,4% YoY, lebih tinggi dibandingkan estimasi pertumbuhan MSCI Indonesia, yang diperkirakan tumbuh 14,6% YoY.
Rekomendasi BUY, menaikan target harga ke Rp3.300. Kami masih merekomendasikan BUY, dan merevisi naik target harga ke Rp3.300, dengan menaikan premium relative to peers ke 5,1% (prev: discount 4,4%), didorong oleh positifnya rilis laporan keuangan serta estimasi membaiknya arus kas operasi perusahaan di 2018. Saat ini WSKT diperdagangkan pada PE sebesar 10,5x, 6% discount dibandingkan peers. Resiko turun untuk rekomendasi adalah buruknya valuasi divestasi tol dan terlambatnya revenue recognition untuk proyek turnkey.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar