Analisa Saham SMGR
SMGR: Focus on the margin
Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan laba bersih 4Q17 mencapai Rp554 milyar (+51,2% QoQ, -65,2% YoY), hal ini membawa laba bersih 2017 mencapai Rp2,0triliun (-55,5% YoY). Hal ini di bawah estimasi konsensus dengan tingkat pencapaian 87,9% dan in-line dengan estimasi PANS dengan tingkat pencapaian 103,4%. Penurunan secara tahunan disebabkan karena 1) peningkatan harga energi di 2017 yang mencapai 38% YoY, sehingga gross margin 2017 turun menjadi 28,6% vs 2016: 37,7%, 2) peningkatan general and administrative expense terutama disebabkan karena peningkatan biaya keperluan kantor, perjalanan dinas, dan pengeluaran gaji. Catatan positif dari peningkatan secara kuartalan yang didukung oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan terutama dalam hal distribusi dengan melakukan ekspansi di pabrik Rembang sehingga biaya distribusi dapat menurun. Kami merekomendasikan BUY untuk SMGR dengan target harga Rp12.000 dengan 2018F PER sebesar 27,4x, hal ini didasari oleh 1) diversifikasi wilayah yang strategis, 2) pertumbuhan permintaan semen yang ditopang oleh proyek infrastruktur pemerintah. Risiko investasi terkait lebih tinggi dari ekspektasi peningkatan harga energi.
SMGR mencatatkan penurunan laba bersih tahunan sebesar 55,5%. Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan laba bersih 4Q17 mencapai Rp554 milyar (+51,2% QoQ, -65,2% YoY), hal ini membawa laba bersih 2017 mencapai Rp2,0 triliun (-55,5% YoY). Hal ini di bawah estimasi konsensus dengan tingkat pencapaian 87,9% dan in-line dengan estimasi PANS dengan tingkat pencapaian 103,4%. Penurunan secara tahunan disebabkan karena 1) peningkatan harga energi di 2017 yang mencapai 38% YoY, sehingga gross margin 2017 turun menjadi 28,6% vs 2016: 37,7%, 2) peningkatan general and administrative expense terutama disebabkan karena peningkatan biaya keperluan kantor, perjalanan dinas, dan pengeluaran gaji. Catatan positif dari peningkatan secara kuartalan yang didukung oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan terutama dalam hal distribusi dengan melakukan ekspansi di pabrik Rembang sehingga biaya distribusi dapat menurun.
Peningkatan net gearing secara tahunan dan budget capex yang lebih rendah. SMGR mencatatkan mencatatkan peningkatan net gearing 2017 mencapai 17,3% vs 2016: 11,2%; peningkatan gearing ratio ini ditujukan untuk melakukan sejumlah ekspansi downstream seperti ready-mix concrete dan aggregates untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Selanjutnya kami mengestimasi SMGR akan fokus mempertahankan EBITDA untuk menjaga level debt to EBITDA ratio mencapai 2,5x sehingga rating dari obligasi yang dikeluarkan dapat terjaga, dimana pefindo memberikan rating AA+. Manajemen mengalokasikan capex 2018F sebesar Rp2,5 triliun vs 2017: Rp4 triliun, di mana 1) Rp1 triliun digunakan untuk maintainance, 2) Rp1,5 triliun untuk pembangunan packing plant di Maluku dan Bengkulu.
Fokus dalam menjaga EBITDA margin. Kami mengestimasi EBITDA margin 2018F mencapai 22,6% vs 17,6% di 2017, hal ini didukung oleh 1) penurunan distribution cost didorong oleh diversifikasi wilayah pabrik, 2) ekspektasi kenaikan harga jual dari industri semen, didorong oleh EBITDA marjin yang tipis serta leverage tinggi dari pemain tier-2, 3) diversifikasi bisnis downstream untuk menyangga EBITDA margin perusahaan.
Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp12.000. Kami merekomendasikan BUY untuk SMGR dengan target harga Rp12.000 dengan 2018F PER sebesar 27,4x, didorong oleh: 1) diversifikasi wilayah yang strategis, 2) pertumbuhan permintaan semen yang ditopang oleh proyek infrastruktur pemerintah. Risiko investasi terkait rekomendasi kami, adalah kenaikan harga energi yang diatas estimasi.
by Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar