google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 1 Maret 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 1 Maret 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 01 Maret 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG menguat +8.83 poin (+0.13%) ke level 6,606.053 pada perdagangan hari ini. Tercatat 186 saham menguat dan 192 saham melemah. Sektor saham ditutup mixed, dipimpin oleh penguatan sektor Agri  (+4.23%), sektor Trade  (+1.54%), dan sektor yang melemah adalah sektor Basic-Ind (-0.78%) dan sektor  Property (-0.68%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 673 Milyar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat (+0.05%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah terhadap dollar yaitu di level Rp 13,745 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

-RBMS : Harga saham RBMS ditutup menguat Rp 62 (+25.00%) ke level Rp 310 pada perdagangan hari ini. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham terkait rencana melakukan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di Jakarta, Rabu (28/2). Richard Rachmadi Wiriahardja, Direktur Utama Ristia Bintang mengatakan RUPSLB yang kuorum menyetujui aksi korporasi ini. Mengutip keterbukaan informasi, emiten berkode saham RBMS di Bursa Efek Indonesia itu akan menerbitkan HMETD Saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran umum terbatas pertama berjumlah 1.185.213.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 200 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 216 per saham. Dengan begitu, nilai penerbitan saham baru tersebut sekitar Rp 256 miliar.

-TBLA : Harga saham TBLA ditutup menguat Rp 50 (+4.13%) ke level Rp 1.260 pada perdagangan hari ini. PT Tunas Baru Lampung menargetkan komposisi pendapatan dari penjualan gula mencapai 50% pada 2018. Wakil Presiden Direktur TBLA Sudarmo Tasmin menyampaikan, kinerja perusahaan pada tahun lalu cukup menggembirakan. Estimasi pendapatan pada 2017 mencapai Rp8,8 triliun-Rp9 triliun, sedangkan laba bersih sebesar Rp1 triliun. Per kuartal III/2017, TBLA membukukan pendapatan Rp6,6 triliun dan laba bersih Rp708 miliar. Nilai itu sudah melampaui kinerja setahun penuh 2016 masing-masing sebesar Rp6,51 triliun dan Rp621,01 miliar.

-KMTR : Harga saham KMTR ditutup menguat Rp 121 (+25.00%) ke level Rp 605 pada perdagangan hari ini. Produsen karet, PT Kirana Megatara Tbk. membukukan laba bersih sebesar Rp423,17 miliar pada 2017. Raihan tersebut meningkat 101,6% secara tahunan. Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dipublikasikan perseroan, Kirana Megatara mengantongi penjualan bersih senilai Rp12,1 triliun pada tahun lalu. Penjualan emiten berkode saham KMTR ini melompat 57,42% dari raihan Rp7,69 triliun pada 2016.Penjualan KMTR terdiri dari barang jadi karet senilai Rp12,05 triliun, bahan baku karet Rp36,06 miliar, dan sawit Rp18,06 miliar.

Decline Stocks:

-BSDE : harga saham BSDE ditutup melemah Rp 85 (-4.39%) ke level Rp 1.850 hari ini. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menetapkan target marketing sales tahun ini sebesar Rp 7,2 triliun. BSDE menyiapkan sejumlah proyek baru, antara lainThe Zora di BSD City serta Apartemen Southgate di TB Simatupang dan Klaska Residence di Surabaya. Marketing sales BSDE tahun lalu meningkat sekitar 16% menjadi Rp 7,23 triliun dari Rp 6,25 triliun pada tahun 2016. Artinya, marketing sales BSDE sama dengan capaian tahun lalu. Tahun lalu, BSDE membukukan kenaikan laba bersih Rp 4,92 triliun atau naik 173% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun. Hermawan Wijaya, Direktur BSDE menyatakan kenaikan laba bersih didukung oleh pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 57% menjadi Rp 10,35 triliun secara year on year (yoy). Sedangkan pada tahun 2016, BSDE membukukan pendapatan Rp 6,6 triliun.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...