Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia
Market Review 07 Februari 2018
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG menguat 56 poin (+0.86%) ke level 6,534.869 pada perdagangan hari ini. Tercatat 262 saham menguat dan 125 saham melemah. Seluruh sektor ditutup menguat dipimpin oleh penguatan sektor Consumer (+1.31%), sektor Trade (+1.16%), dan disusul penguatan sektor Infrastructure (+0.92) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 469 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar stagnan (0.00%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah tidak berubah yaitu di level Rp13,550 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Advance Stocks:
-WSKT : Harga saham WSKT ditutup menguat Rp 50 (+1.79%) ke level Rp 2.830 pada perdagangan hari ini. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana menerbitkan bligasi berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018. Lewat obligasi ini, ditargetkan perolehan dana sekira Rp3,45 triliun.Obligasi tersebut akan diterbitkan dalam dua seri. Seri A, dengan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan berjumlah sebesar Rp1,17 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,75% per tahun, dengan tenor tiga tahun sejak tanggal emisi. Sementara seri B, ditawarkan berjumlah sebesar Rp2,27 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,25% per tahun, dengan jangka waktu lima tahun sejak tanggal emisi.
-BBNI : Harga saham BBNI ditutup menguat Rp 475 (+5.23%) ke level Rp 9.550 pada perdagangan hari ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) bisa mengalami perbaikan dibanding tahun lalu. Proyeksi perbaikan ini setelah kredit KPR berada di level stagnan. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI bilang permintaan riil untuk bisnis KPR membaik. Beberapa strategi ini di antaranya terkait penetrasi, likuiditas, posisi outstanding KPR, sejarah non performing loan (NPL) KPR dan porsi alokasi KPR di segmen konsumer. Sepanjang 2017, bisnis konsumer naik 9,8% menjadi Rp 71,4 triliun. Sedangkan kredit KPR selama 2017 naik 1,8% menjadi Rp 37 triliun.
-MAPI : Harga saham MAPI ditutup menguat Rp 175 (+2.47%) ke level Rp 7.250 pada perdagangan hari ini. Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) telah menyiapkan rencana ekspansi tahun ini. Peritel ini berencana membuka gerai specialty store seluas total 60.000 meter persegi (m2) yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk melancarkan ekspansi, MAPI telah menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex). Saat ini, MAPI masih terus mengembangkan berbagai merek yang sudah dimiliki, meski tak menutup kemungkinan untuk peluang baru ke depannya.
-INRU : Harga saham INRU ditutup menguat Rp 125 (+16.23%) ke level Rp 895 pada perdagangan hari ini. PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) menargetkan penjualan pulp tahun ini bisa mencapai 188.000 ton. Pada tahun lalu, penjualan pulp INRU baru tercatat sebesar 173.575 ton. INRU belum memberikan proyeksi harga bubur kertas tahun ini. Namun sebagai gambaran, dilansir dari indexmundi.com, harga komoditas wood pulp atau bubur kertas per Desember 2017 kemarin stabil di angka US$ 875 per metrik ton.Tahun ini, INRU juga akan melakukan revitalisasi pabrik demi efisiensi. Revitalisasi pabrik ini dimulai pada Senin (5/2) lalu dan menelan biaya investasi US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
Decline Stocks:
-MBTO : harga saham MBTO ditutup melemah Rp 4 (-2.89%) ke level Rp 134 hari ini. PT Martina Berto Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan 7% tahun ini. Sementara pada pos bottom line, produsen Sari Ayu Martha Tilaar tersebut berharap bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 9 miliar. Hanya saja, Martina Berto belum mempublikasikan laporan keuangan 2017. Alhasil, tak ketahuan perbandingan target tahun 2018 dengan realisasi kinerja tahun lalu. Yang pasti, target bottom line tadi lebih tinggi ketimbang catatan periode 30 September 2017. Sepanjang sembilan bulan tahun lalu, mereka malah menanggung rugi bersih Rp 26,34 miliar. Manajemen Martina Berto mengakui, kompetisi bisnis kosmetik sangat ketat. Pasalnya, industri yang mereka geluti termasuk mudah mengundang pemain baru.
-PPRE : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham PPRE melemah Rp 6 (-1.47%) ke level Rp 400. Tahun ini, PT PP Presisi Tbk (PPRE) menargetkan laba bersih berkisar antara Rp434 miliar hingga Rp445 miliar. Angka tesebut didorong dengan optimisme perseroan dalam memperoleh pendapatan sebesar Rp4,42 triliun hingga Rp4,91 triliun. Disebutkan, target 2018 tersebut karena PP Presisi memiliki Order Book carry over dari 2017 sebesar Rp9 triliun sehingga tambahan kontrak baru 2018 ditargetkan Rp8 triliun. Maka, order book 2018 menjadi sebesar Rp17 triliun.
Komentar
Posting Komentar