Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia
Market Review 06 Februari 2018
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG melemah 111 poin (-1.68%) ke level 6,478.543 pada perdagangan hari ini. Tercatat 60 saham menguat dan 349 saham melemah. Seluruh sektor ditutup melemah dipimpin oleh pelemahan sektor Basic Industry (-3.15%), sektor Agri (-2.85%), dan disusul pelemahan sektor Mining (-2.48) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 1,74 triliun di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar stagnan (0.00%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah tidak berubah yaitu di level Rp13,550 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Advance Stocks:
-AGRS : Harga saham AGRS ditutup menguat Rp 70 (+24.63%) ke level Rp 354 pada perdagangan hari ini. Industrial Bank of Korea (IBK) berencana melakukan pembelian saham sebanyak-banyaknya 4,59 miliar lembar saham PT Bank Agris Tbk (AGRS). Dalam keterbukaan informasi Bank Agris di Harian KONTAN, Selasa (6/2), saham yang akan dibeli IBK antara lain milik PT Dian Intan Perkasa dan Benjamin Jiavaranon. Artinya, IBK bakal memiliki saham di perseroan sebesar 87,34% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Adapun, dalam keterangannya tujuan dari IBK melakukan transaksi ini antara lain untuk berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mendukung konsolidasi perbankan di Indonesia. Selain itu, IBK juga berharap untuk menciptakan sistem perbankan yang kuat dan sehat dalam mempercepat konsolidasi tersebut.
Decline Stocks:
-AISA : harga saham AISA ditutup melemah Rp 35 (-6.66%) ke level Rp 490 hari ini. Anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), yakni PT Jatisari Sri Rejeki diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Karawang atas kasus beras. Perkara bernomor register 474/Pid.B/2017/PN.Kwg tertanggal 2 Februari 2018 telah mengeluarkan putusan. Ricky Tjie, Sekretaris Perusahaan AISA melalui keterbukaan informasi hari ini menyampaikan bahwa anak usaha tersebut diputuskan bersalah. Melalui keputusan tersebut, Pengadilan Negeri Karawang menjatuhkan hukuman pidana penjara selama tujuh bulan dipotong masa tahanan. Namun akibat dampak dari kasus berat tersebut, induk perusahaan PT Jatisari Sri Rejeki telah merumahkan hampir seluruh karyawan atau PHK, selain itu AISA juga berpotensi kehilangan pendapatan dari sektor beras. Apalai AISA juga berencana akan menjual bisnis beras akibat kasus ini.
-WSKT : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham WSKT melemah Rp 30 (-1.06%) ke level Rp 2780. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) sedang melakukan investigasi bangunan konstruksi di underpass jalan perimeter Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, pasca longsor yang terjadi Senin (5/2) kemarin. Manager Humas Waskita Karya, Poppy Sukma menjelaskan, pihaknya belum bisa berbicara banyak karena proses investigasi baru saja dilakukan. Hal ini juga akan menjadi bahan evaluasi perusahaan agar kejadian serupa tak kembali terjadi.
-BBNI : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham BBNi melemah Rp 200 (-2.15%) ke level Rp 9.075. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat, dalam tiga tahun terakhir, credit cost (biaya kredit) bank mengalami penurunan. Melandainya biaya kredit bisa berefek positif ke kinerja bank. Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan dan Risiko Kredit BNI bilang biaya kredit bank mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, biaya kredit bank sebesar 2,3%. Pada tahun 2016 turun menjadi 2,0%. Selain biaya kredit, biaya provisi bank tahun lalu juga turun signifikan dibanding sebelumnya. Kondisi ini didukung berbagai perbaikan proses bisnis kredit, mitigasi risiko dan upaya perbaikan kualitas kredit.
-SMBR : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham SMBR melemah Rp 40 (-1.25%) ke level Rp 3.160. Walaupun pendapatan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) meningkat sepanjang tahun lalu, namun perusahaan belum berhasil mencetak pertumbuhan laba. Meski begitu, posisi keuangan SMBR masih biru pada tahun lalu. Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa (6/2), SMBR berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 1,89% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,55 triliun pada tahun lalu. Pada 2016, emiten semen pelat merah ini hanya mencatatkan pendapatan sejumlah Rp 1,52 miliar. Tapi, kenaikan pendapatan ini belum mampu mendongkrak laba produsen semen yang beroperasi di Palembang, Sumatera Selatan ini. SMBR justru mencatatkan penurunan laba sebesar 43,40% dari Rp 259,09 miliar pada 2016 menjadi hanya Rp 146,64 miliar pada akhir 2017.
-DSFI : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham DSFI melemah Rp 4 (-3.60%) ke level Rp 107. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk menjual sebagian lahan kawasan pabrik di kawasan Kendari, Sulawesi Tenggara. Emiten berkode saham DSFI ini menjual sebagian lahan pabrik seluas 15.460 m2 yang terletak di Teluk Kendari, lantaran pabrik harus direlokasi, karena tak sesuai dengan rancangan tata ruang dan wilayah (RTRW). DSFI awalnya melakukan penawaran harga sebesar Rp 34,5 miliar untuk tanah tersebut. Sementara, BNI selaku kreditur memberi penawaran dengan nilai penyelesaian jaminan tanah dan pabrik DSFI sebesar Rp 29,13 miliar. Namun, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hanya menghargai tanah dan pabrik beserta fasilitasnya, kecuali peralatan permesinan sebesar Rp 6,68 miliar. Lantaran semua aktivitas proses ikan ada di atas lahan tersebut, DSFI negosiasi dengan Pemprov Sultra agar perusahaan bisa tetap menggunakan lahan seluas 2.000 m2.
-PTBA : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham PTBA melemah Rp 130 (-3.93%) ke level Rp 3.170. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tidak mau terburu-buru menghitung ulang perubahan harga batubara yang diminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Harga batubara PTBA yang dekat dengan mulut tambang bisa berbeda dengan harga batubara yang sudah diangkut dengan kereta atau bahkan kapal. Oleh sebab itu, manajemen akan lebih dulu menunggu detail kesepakatan antara PLN dengan pemerintah, sebelum melakukan perhitungan baru. Harga batubara PTBA yang disuplai ke masing-masing pembangkit listrik milik PLN juga berbeda. Rentang harganya paling murah sekitar Rp 400.000 per ton hingga termahal sekitar Rp 600.000 per ton.
Komentar
Posting Komentar