google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ERAA | 31 Januari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ERAA | 31 Januari 2018

Analisa Saham ERAA

Pengguna ponsel pintar di Indonesia berpotensi terus meningkat. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) untuk meningkatkan kinerjanya tahun ini.

Fransisca Putri, analis Ciptadana Sekuritas Asia, dalam riset 25 Januari lalu, mengatakan, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia di 2017 diperkirakan mencapai 62,7 juta orang, atau 23,7% dari total penduduk Indonesia.

Jumlah ini sebenarnya menunjukkan kalau penetrasi ponsel pintar di Indonesia masih rendah. Apalagi bila dibandingkan dengan negara berpenduduk besar lainnya, seperti China dan India.

Dengan jumlah penduduk sebesar 1,39 miliar jiwa, persentase pengguna ponsel pintar di China pada tahun lalu mencapai sekitar 56%. Sementara di India, pengguna ponsel pintar mencapai sekitar 33,4% dari total penduduk sebesar 1,32 miliar jiwa.

Masih rendahnya penetrasi ponsel pintar di Indonesia, justru bisa dimanfaatkan oleh ERAA untuk melakukan ekspansi. Misalnya dengan menjual produk ke daerah-daerah yang belum terjangkau sebelumnya.

Apalagi, siklus pergantian ponsel pintar di kalangan masyarakat tergolong cepat. Fransisca menyebut, sekitar 39,1% orang mengganti ponselnya dalam waktu 6-12 bulan.

Sedangkan 32,5% orang mengganti ponselnya dalam waktu kurang dari 6 bulan. "Cepatnya siklus pergantian ponsel pintar akan mendorong permintaan terhadap produk tersebut," kata dia.

Menurut Fransisca, ERAA diuntungkan dengan posisinya sebagai distributor tunggal produk-produk Apple dan Xiaomi di Indonesia. Alhasil, ERAA bisa lebih leluasa menjangkau konsumen kalangan atas maupun menengah ke bawah, berkat karakteristik kedua merek tersebut.

ERAA juga tengah berupaya meningkatkan ekosistem produk Xiaomi dengan membangun satu gerai baru untuk produk tersebut di tahun ini. Sepanjang tahun lalu, ERAA telah mendirikan tiga gerai Xiaomi. "Xiaomi mulai memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja ERAA," ujar Fransisca.

Peluang ERAA meraih pendapatan tinggi dari produk Apple juga terbuka lebar. Fransisca mencontohkan, meski dibanderol mahal, penjualan Iphone X tergolong sukses di Indonesia. Tapi ERAA perlu mewaspadai potensi pembelian produk tersebut melalui pasar gelap.

Ekspansi ERAA

Demi memperluas jaringan, ERAA juga mendirikan anak usaha baru bernama PT Mitra Internasional Indonesia. Perusahaan yang didirikan akhir 2017 ini menjalankan usaha ritel peralatan komunikasi.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, kontribusi anak usaha tersebut terhadap kinerja ERAA memang belum terlihat. Namun, jika perusahaan ini juga terlibat dalam distribusi produk, kinerja ERAA berpotensi terpacu.

Bukan cuma itu, ERAA juga tengah mengembangkan segmen bisnis penjualan internet of things (IoT). Selama ini, kontribusi bisnis IoT terhadap pendapatan ERAA masih tergolong kecil.

Makanya, ERAA berencana menambah lima toko baru yang menyediakan produk segmen tersebut di tahun 2018. Sebagai informasi, saat ini ERAA sudah memiliki tiga merek IoT, yaitu GoPro, DJI Drone dan Garmin Wearable.

Reza menyambut positif langkah ekspansi tersebut. Menurutnya, permintaan terhadap kamera GoPro dan Drone masih cukup besar dalam beberapa waktu ke depan. "Hal ini bisa menjadi tambahan diversifikasi terhadap pendapatan ERAA," ujar dia.

Namun menurut Reza, ERAA harus lebih gencar melakukan kerja sama di bidang e-commerce agar penjualan produknya terangkat. Pasalnya, meski sudah memiliki situs jual beli produk secara online seperti erafone.com, kontribusi pendapatan ERAA masih didominasi penjualan konvensional.

Per September 2017, penjualan ERAA tumbuh 6,81% year on year (yoy) jadi Rp 16,65 triliun. Penjualan terbesar ERAA masih dari segmen telepon seluler dan tablet, yang naik 2,3% yoy. Lalu, penjualan voucer elektronik tumbuh 27,57% dan penjualan komputer serta perangkat elektronik lain naik 6,17%.

Kontribusi penjualan anak usaha ERAA di luar negeri juga positif. Sampai September 2017, kontribusi dari anak usaha di Malaysia dan Singapura sebesar 9%–10% dari total penjualan grup.

Menurut Fransisca, masih tingginya penjualan konvensional ERAA disebabkan jumlah toko ritel yang cukup banyak. Saat ini, ERAA memiliki 767 toko dan 79 pusat distributor yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam arti positif, keberadaan toko konvensional dapat mengakomodasi konsumen yang ingin menjajal terlebih dahulu ponsel pintar sebelum benar-benar membelinya.

Fransisca memprediksi, pada tahun ini ERAA mampu mengantongi pendapatan senilai Rp 25,54 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 327 miliar. Karena itu, Fransisca masih merekomendasikan buy saham ERAA dengan target harga sebesar Rp 1.150 per saham.

Senada, analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menyarankan buy saham ERAA dengan target harga Rp 1.100 per saham. Sementara itu, Reza lebih merekomendasikan hold saham ERAA dengan target harga Rp 930 per saham.

Pada perdagangan Selasa (30/1), saham ERAA ditutup melemah sebesar 3,07% menjadi Rp 790 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Can...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.