google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 26 Januari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 26 Januari 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 26 Januari 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG menguat 45 poin (0.68%) ke level 6,660.618 pada perdagangan hari ini. Tercatat 223 saham menguat dan 155 saham melemah. Sektor-sektor ditutup mixed, penguatan sektor tertinggi di sektor infrastructure (+2.50%) dan sektor basic industry (+1.36%), kemudian sektor yang mengalami pelemahan tertinggi adalah sektor miscellaneous industry (-0.75%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp 694 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 17 poin (+0.13%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,306  terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

-MTRA  : Harga saham MTRA ditutup menguat Rp 20 (+4.76%) ke level Rp 440 pada perdagangan hari ini. Perusahaan konstruksi swasta, PT Mitra Pemuda Tbk., memasang target belanja modal meningkat hingga tiga kali lipat pada 2018 dibandingkan dengan alokasi tahun lalu. Sekretaris Perusahaan Mitra Pemuda Agung Anggono mengungkapkan perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp150 miliar hingga Rp200 miliar sepanjang 2018. Jumlah tersebut lebih tinggi dari alokasi pada 2017 senilai Rp50 miliar.

-KRAS : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham KRAS menguat Rp 30 (+5.76%) ke level Rp 550. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berupaya meningkatkan volume penjualan baja sebesar 2,8 juta ton pada tahun ini. Jumlah ini meningkat sekitar 40% dibandingkan tahun lalu. Emiten berkode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini melakukan berbagai strategi. Salah satunya memperbanyak suplai baja ke perusahaan domestik dan juga ekspor. Bukan tanpa alasan Krakatau Steel memacu penjualan baja domestik. Kebutuhan baja dalam negeri diproyeksi masih akan terus meningkat, seiring dengan proyek-proyek infrastruktur yang masih berjalan. Diperkirakan kebutuhan baja nasional setiap tahun mengalami peningkatan sekitar 1 juta ton. Sekadar informasi, pada tahun 2016 lalu kebutuhan baja lokal mencapai 12,7 juta ton.

-TLKM : Harga saham TLKM ditutup menguat Rp 180 (+4.53%) ke level Rp 4.150 hari ini. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sudah menyelesaikan setengah pembangunan proyek Indonesia Global Gateway (IGG) sepanjang 5.800 km atau lebih dari 50%. Perseroan memperkirakan proyek IGG akan selesai sekitar kuartal III 2018. Dengan selesainya IGG tujuan TLKM bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital bisa tercapai. Manajemen Telkom mengindikasikan Telkom akan bertransformasi sebagai penyedia infrastruktur bisnis digital dengan terus memperkuat jaringannya. Jaringan laut tersebut menghubungkan 9 daerah di Indonesia, mulai dari Dumai sampai dengan Manado.

-CTRA : Harga saham CTRA ditutup menguat Rp 45 (+3.59%) ke level Rp 1.295 hari ini. PT Ciputra Development Tbk. mematok target belanja modal tahun ini sama seperti tahun lalu, yakni Rp1,5 triliun. Tulus Santoso, Direktur Independen Ciputra Development, mengatakan bahwa realisasi belanja modal perseroan hingga akhir 2017 mencapai Rp1,5 triliun. Tahun ini, perseroan masih akan menganggarkan jumlah belanja modal yang sama, sebab iklim bisnis properti belum memberi peluang yang terlalu besar untuk ekspansi berlebihan. Menurutnya, dana Rp1,5 triiun tersebut akan dimanfaatkan untuk belanja lahan baru dan pengembangan properti komersial. Sebesar 50% akan digunakan untuk mengakuisisi sekitar 100 hektare lahan, sementara sisanya untuk pengembangan mal dan rumah sakit.

Decline Stocks:

-TPIA : harga saham TPIA ditutup melemah Rp 150 (-2.31%) ke level Rp 6.325 hari ini. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) meneken perjanjian sewa bangunan dengan PT Synthetic Rubber Indonesia pada 23 Januari 2018. Transaksi itu bersifat terafiliasi karena Synthetic Rubber adalah perusahaan patungan antara anak usaha Chandra Asri, yakni PT Styrindo Mono Indonesia, dengan Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin). Laporan manajemen Chandra Asri kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Januari 2018 menyebutkan, hubungan afiliasi juga terlihat pada posisi Erwin Ciputra dan Kulachet Dharachandra. Kedua anggota direksi Chandra Asri tersebut sekaligus menjabat sebagai anggota dewan komisaris Synthetic Rubber. Objek sewa adalah bagian dari bangunan di lantai 4 Gedung Administrasi Chandra Asri seluas 288 meter persegi, Cilegon, Banten. Synthetic Rubber akan menggunakannya sebagai kantor operasional.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d