Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia
Market Review 24 Januari 2018
(Investment Information Team,Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG melemah 19 poin (-0.29%) ke level 6,615.492 pada perdagangan hari ini. Tercatat 197 saham menguat dan 173 saham melemah. Pasar saham ditutup di mixed, penguatan sektor tertinggi di sektor property (+2.49%) kemudian disusul sektor miscellaneous industry (+2.00) hari ini, sedangkan pelemahan di tarik sektor consumer (-1.70%). Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 322 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar melemah 17 poin (-0.13%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,333 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Advance Stocks:
-WIKA : Harga saham WIKA ditutup menguat Rp 110 (+5.58%) ke level Rp 2080 pada perdagangan hari ini. Penawaran awal obligasi global berdenominasi rupiah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., mendapatkan respons positif dari investor global. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengatakan bahwa investor antusias untuk berpartisipasi dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari pesanan obligasi global berdenominasi rupiah atau komodo bond yang bakal diemisi perseroan dalam waktu dekat. Dari target Rp5,4 triliun [ekuivalen US$400 juta) kami mendapat pesanan hingga Rp13,3 triliun atau hampir 2,5 kali lipat.
-SMGR : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham SMGR menguat Rp 75 (+0.70%) ke level Rp 10.725. Volume penjualan Semen Indonesia naik 10,2% tahun lalu. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat volume penjualan semen sebesar 28,96 juta ton sepanjang tahun 2017. Besar volume penjualan ini meningkat 10,2% year on year (yoy). Pada 2016 lalu, SMGR mencatat penjualan semen sebanyak 26,28 juta ton. Data penjualan semen di laman resmi SMGR menunjukkan bahwa penjualan semen domestik oleh SMGR pada periode Januari-Desember 2017 mencapai 27,09 juta ton. Besar volume penjualan semen domestik meningkat 5,5% dari tahun sebelumnya 25,68 juta ton. Penjualan semen domestik terbesar masih dipimpin oleh Semen Indonesia dengan porsi 15,34 juta ton. Menyusul, Semen Padang dengan total volume penjualan semen domestik 6,52 juta ton. Sementara itu Semen Tonasa menjual 5,22 juta ton semen sepanjang tahun 2017.
-ISAT : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham ISAT menguat Rp 200 (+3.57%) ke level Rp 5800. Anak usaha PT Indosat Tbk (ISAT), PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) bakal menambah daftar perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artajasa akan melepas 20% saham.Perusahaan penyedia jasa pembayaran elektronik tersebut telah menyampaikan rencana ini ke otoritas bursa dan telah menyusun prospektus dengan menggunakan laporan keuangan hasil audit yang berakhir pada 30 September 2017. Selanjutnya akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Decliner Stocks:
-GMFI : harga saham GMFI ditutup melemah Rp 8 (-2.09%) ke level Rp 374 hari ini. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) mengincar dana segar dengan melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement. Perseroan akan menambah modal tanpa HMETD sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor perusahaan. Untuk melakukan aksi korporasi itu, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa 6 Maret 2018.
-JSMR : harga saham JSMR ditutup melemah Rp 125 (-2.05%) ke level Rp 5950 hari ini. Hingga minggu kedua Januari 2018, progres pembangunan konstruksi proyek Jalan Tol Serpong-Cinere sudah 8,6%. Sedangkan, progres pengadaan lahan sudah mencapai 61%. Asal tahu saja, proyek jalan tol ini digarap oleh PT Cinere Serpong Jaya, anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Direktur Utama PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) Silvester Aryan Widodo optimistis, pembangunan fisik proyek jalan tol sepanjang 10,14 kilometer ini dapat rampung dan dioperasikan sesuai target, yakni pada 2019. Menurut Silvester, demi mencapai target yang telah ditetapkan, pihaknya melakukan sejumlah upaya percepatan. Salah satunya dengan mengebut proses pembebasan lahan. Untuk itu, perusahaan mendanai terlebih dahulu pembebasan lahan yang telah dimulai sejak tahun 2016 hingga sekarang.
-MEDC : harga saham MEDC ditutup melemah Rp 15 (-1.17%) ke level Rp 1265 hari ini. Proses penerbitan obligasi global (global bond) PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah memasuki tahapan penetapan harga (pricing). Nilai emisi yang akan dikeluarkan mencapai US$ 500 juta. Adapun kupon yang ditetapkan sebesar 6,95%. Obligasi global diterbitkan melalui anak usaha MEDC, Medco Platinum Road Pte. Ltd. Sebelumnya, Moody's Investor Service telah menyematkan peringkat B2 dengan outlook positif atas global bond tersebut. Surat utang global tersebut memiliki tenor hingga 2025. Dana hasil penerbitannya akan digunakan untuk refinancing sebagian penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahun 2013 dan beberapa tahap yang diterbitkan pada 2016. Pada 2013 lalu, MEDC merilis PUB obligasi rupiah tahap II senilai Rp 1,5 triliun. Kupon atas obligasi ini 8,85% dan akan jatuh tempo pada 15 Maret 2018. Pada 15 Juli 2016, MEDC kembali menerbitkan PUB dengan perolehan dana maksimal Rp 5 triliun.
Komentar
Posting Komentar