google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham BUMI | 28 Desember 2017 Langsung ke konten utama

Prospek Saham BUMI | 28 Desember 2017

Prospek Saham BUMI

Pasca restrukturisasi utang, prospek bisnis dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali berkilap. Dalam sepekan terakhir, harga saham BUMI naik 4,48% menjadi Rp 280 per saham.

Belum lama ini sejumlah lembaga pemeringkat internasional mengapresiasi langkah manajemen BUMI dan menaikkan rating utang emiten tersebut. Setelah lama bergelut dengan tumpukan utang, langkah BUMI ke depan seharusnya bakal lebih ringan.

Selama ini prospek BUMI tertutup oleh tumpukan utang jumbo. Perlahan, manajemen mulai mengurai jerat utangnya. Berkat restrukturisasi, nilai utang BUMI menyusut dari US$ 4,2 miliar menjadi US$ 1,6 miliar dan jatuh tempo pada Desember 2022. Utang US$ 631 juta pun berhasil ditukar menjadi mandatory convertible bond yang jatuh tempo pada Desember 2024.

Restrukturisasi utang ini akan menjadikan likuiditas BUMI semakin membaik dan turut menurunkan beban bunga menjadi US$ 600 juta. Atas langkah tersebut, S&P Global Ratings menaikkan rating utang BUMI menjadi CCCC+ dari sebelumnya D.

Sedangkan Moodys Investors Service mengerek peringkat BUMI dari Ca menjadi B3. Di saat yang sama, Moodys menaikkan peringkat surat utang anak usaha BUMI, Eterna Capital Pte Ltd.

Rinciannya, senior secured notes seri A sebesar US$ 487,7 juta jadi B3 dan senior secured notes seri B sebesar US$ 522,4 juta jadi Caa1. Keduanya jatuh tempo Desember 2022.

S&P juga memprediksi BUMI bisa melunasi kewajiban bunga dalam 12 bulan bila harga batubara bergerak di rentang yang sehat. Oleh karena itu, rasanya tak ada waktu yang lebih pas untuk bersih-bersih utang selain saat ini. Di tengah stabilnya harga batubara dan memasuki iklim cuaca kering, BUMI berpotensi meraup untung besar apabila menggenjot produksi batubaranya.

Didukung harga batubara yang mulai pulih dan kondisi keuangan yang sehat, analis OCBC Sekuritas Inav Haria Chandra, menilai fundamental BUMI menjadi lebih baik. "Pasar saham bisa lebih percaya karena utang dan produksi bisa lebih baik," ujar Inav kepada KONTAN, Rabu (27/12).

Kapasitas produksi batubara BUMI pada tahun depan berpotensi mencapai 94 juta ton hingga 96 juta ton. Bahkan bisa lebih baik lagi jika cuaca bagus dan tidak menghambat proses produksi. Inav melihat, cash cost emiten ini di 2018 dapat ditahan di rentang US$ 30 hingga US$ 32 per ton, naik tipis dari estimasinya pada 2017 di US$ 29 per ton.

Atas pertimbangan itu, Inav optimistis BUMI bisa mencetak laba bersih tahun ini senilai US$ 360 juta dan tahun depan US$ 323 juta. Ia memprediksi harga saham BUMI yang masih murah sebaiknya dibeli dan dipertahankan untuk jangka panjang. Ia merekomendasi buy BUMI dengan target Rp 420 per saham.

Analis NH Korindo Sekuritas, Yuni juga melihat langkah restrukturisasi utang BUMI memberikan peluang yang bagus bagi prospek emiten tersebut. "Utang mereka dulu fantastis. Dengan restrukturisasi ini, potensi BUMI akan lebih bagus, harga saham bisa membaik dan saatnya rebound," ungkap dia.

Lantaran dimiliki banyak investor, saham BUMI dijuluki sebagai saham sejuta umat dan bergerak fluktuatif. Dalam setahun terakhir ini, BUMI sempat menyentuh level tertinggi pada 27 Januari di posisi Rp 505 per saham, sempat pula terjerembab ke level terendah pada 2 Oktober di Rp 173 per saham.

Laporan keuangan BUMI pun berangsur membaik. Hingga kuartal III-2017, emiten ini mencatatkan penurunan pendapatan 4% menjadi US$ 17,37 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di US$ 18,07 juta. Angka ini tergerus oleh beban pokoknya yang naik 44,54% mencapai US$ 30,19 juta.

Namun BUMI membukukan laba bersih senilai US$ 263,83 juta. Jumlah ini melompat 261% dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 73,04 juta.

Meski fundamentalnya membaik, Vice President Research Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya mengingatkan, tantangan utama BUMI saat ini berkaitan dengan persepsi pelaku pasar. "Hal yang paling penting bagi emiten adalah bagaimana mereka menjaga kepercayaan investor," ungkap dia.

Dari sisi kondisi keuangan, setidaknya manajemen BUMI bisa tenang pasca restrukturisasi utang. Namun, William menilai, simpati pasar juga harus dibangun apabila saham ini ingin bangkit dan bergerak stabil dalam jangka waktu yang lama. Ia merekomendasikan hold BUMI untuk jangka panjang.

Sedang analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji, tidak menjagokan saham BUMI. Pasalnya pergerakan saham ini terlalu volatil.

Ia menilai sentimen positif yang bisa mendorong BUMI hanya restruktutisasi utang dan kenaikan harga batubara. "Sebaiknya investor mencari emiten dengan kinerja dan fundamental bagus dan bisa memberikan dana pensiun," ujar Nafan.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d