Buy Back Saham BJTM
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk berencana melakukan pembelian kembali saham (Buyback) di pasar reguler pada 2018, setelah melihat positifnya kinerja bank tersebut hingga akhir 2017.
Direktur Utama Bank Jatim Tbk, R Soeroso di Surabaya, Rabu, mengatakan buyback juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan pemberian remunerasi dalam bentuk variabel berupa saham, dalam program Long Term Insentive sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.45/POJK/03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum.
"Rencana buyback kami laksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2017 di Ruang Bromo Bank Jatim, Surabaya," kata Soeroso.
Dalam rencana korporasi itu, Bank Jatim telah menyiapkan alokasi dana sebesar Rp1,01 miliar, dan berasal dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya per Oktober 2017 sebesar Rp1,13 triliun.
"Buyback ini kami lakukan secara berkesimbangunan. Akhir tahun 2016 kami juga buyback senilai Rp1,2 miliar," katanya.. Bank Jatim, kata dia, telah menunjuk PT Bahana Securities untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam periode yang sudah ditentukan.
"Nantinya, saham yang dibeli kembali akan masuk sebagai treasury stock perseroan. Sebelumnya kami juga pernah melakukan buyback saham di tahun 2015, dan sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai POJK Nomor 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Renumerasi Bagi Bank Umum.
Soeroso menyebut, harga saham Bank Jatim tumbuh positif, dan hingga akhir periode Oktober 2017, harga saham Bank Jatim sebesar Rp695/lembar. Artinya, naik 61,87 persen sejak penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di 2012 di pasar reguler sebesar Rp430/lembar saham.
Dari segi keuangan periode Oktober 2017, laba tercatat Rp1,13 triliun, naik 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp48,01 triliun, tumbuh 16,72 persen.. Sementara dari sisi pengucuran kredit, hingga Oktober sudah mencapai Rp31,10 triliun, tumbuh 4,67 persen dibanding periode sama tahun lalu.
"Kami optimistis, hingga akhir tahun ini kucuran kredit bisa tembus ke angka Rp32 triliun lebih atau tumbuh sebesar 8 persen, sesuai proyeksi awal Bank Indonesia (BI)," katanya.(end)
Iqplus
Komentar
Posting Komentar