google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PPRO | 11 Desember 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PPRO | 11 Desember 2017

Analisa Saham PPRO

Ada beberapa katalis utama yang menjadi pendorong kinerja PT PP Properti Tbk (PPRO). Lokasi proyek yang prospektif misalnya, itu mampu menopang pertumbuhan laba bersih anak usaha PT PP Persero Tbk (PTPP) tersebut.

Faozan Hadi, analis NH Korindo, dalam laporan riset yang dibuat pada tanggal 6 Desember 2017, mencatat bahwa di kuartal III 2017, PPRO berhasil mencatatkan net profit sebesar Rp125 miliar, meningkat sekitar 21,0% secara year on year. Adapun net margin laba bersih Perseroan tercatat sebesar 17% per September 2017.

"Net profit ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan realisasi net profit pada periode-periode sebelumnya. Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh lokasi prospektif yakni di Bekasi, Surabaya, Depok, Semarang, dan Malang, yang nilainya terus ditingkatkan oleh pengembangan terencana oleh PPRO,"jelas Faozan.

Kelas menengah yang menjadi target PPRO, lanjut dia, merupakan basis konsumen yang kuat. Selama periode Januari-September 2017, PPRO berhasil mencatat pertumbuhan marketing sales sebesar 87% year on year menjadi Rp840 miliar. Pencapaian marketing sales ini melanjutkan kinerja yang cukup baik sejak kuartal II 2017.

"Kami melihat bahwa konsistensi marketing sales didukung oleh hasil yang cukup baik pada produk apartemen yang memiliki lokasi prospektif bagi kelas menengah,"paparnya.

Faozan menilai, diversifikasi PPRO ke proyek apartemen mahasiswa merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, konsistensi pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh peluncuran apartemen-apartemen baru yang dibangun di atas lahan dengan luas total mencapai 200 hektar.

"PPRO mulai mendiversifikasikan produk apartemen dengan menyasar segmen mahasiswa. PPRO telah menyiapkan produk apartemen di Depok, Jatinangor, Surabaya, dan Solo yang berlokasi dekat dengan kampus ternama,"tukasnya.

Faozan mengatakan, PPRO juga mendapatkan potensi pertumbuhan baru dari proyek-proyek pembangunan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PPRO memiliki pipeline mengembangkan proyek TOD antara lain di kawasan Stasiun Juanda.

"Kombinasi dari proyek apartemen yang sudah ada dan rencana diversifikasi akan menopang keberlanjutan pertumbuhan kinerja PPRO," katanya.

Analis memprediksi pendapatan PPRO di tahun 2018 akan meningkat sekitar 34% menjadi Rp3,261 triliun. Adapun laba Perseroan diproyeksikan tumbuh 40% menjadi sebesar Rp566 miliar pada 2018. Sedangkan ROE PPRO diperkirakan akan terus naik dari 10,3% di tahun ini menjadi 11% pada 2018 dan 13,3% di tahun 2019.

Sementara itu, Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mengukir kinerja yang lebih baik di tahun 2018. "Kami ekspektasi performance yang lebih baik di tahun 2018 dengan masa 'harvest' atau panen hasil-hasil kinerja yang baik,"pungkasnya.

Faozan menjelaskan, kalau nilai wajar harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) mencapai Rp260 per unit, lebih tinggi sekitar 32% dibandingkan sebesar Rp196 per unit harga pasar saat ini.

Alhasil, pihaknya merekomendasikan "buy" saham PPRO. Adapun harga wajar itu dihitung menggunakan metode forward P/B sebesar 6,4x (rata-rata 1 tahun terakhir). Target harga ini mengimplikasikan P/B 2018E sebesar 7,0x.

"Saat ini, PPRO diperdagangkan pada P/B 2017E sebesar 6,2x,. tegasnya. (end/as)

IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...