google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham untuk Investasi tahun 2018 Langsung ke konten utama

Saham untuk Investasi tahun 2018

Menjelang akhir tahun, sejumlah sekuritas mulai menyiapkan beberapa menu saham yang bisa jadi pilihan investasi tahun depan. Beberapa sektor saham yang terlihat unggul pada tahun ini, diprediksi masih akan menyetir pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2018 mendatang.

OSO Sekuritas yakin, sektor perbankan, pertambangan, properti dan konsumer akan lebih mentereng tahun depan. Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, era suku bunga rendah masih akan berlanjut. Ini bakal jadi imbas baik buat emiten sektor bank dan properti.

Bahana Sekuritas juga mulai merancang outlook pasar tahun depan. Plt Kepala Riset Bahana Sekuritas Henry Wibowo melihat, tahun 2018 merupakan tahun yang baik bagi sektor saham yang terkait dengan masyarakat menengah ke bawah.

Pasalnya, tahun 2018 nanti menjadi momen pergelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Di tahun yang sama, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah atas perhelatan Asian Games.

Henry menilai, dengan adanya momen ini, akan banyak duit ekstra yang beredar di masyarakat bawah. Sehingga, tingkat konsumsi masyarakat pun akan terdongkrak. "Pemerintah cenderung tidak akan menaikkan tarif listrik dan BBM subsidi, sehingga daya beli masyarakat akan naik," ujar dia dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.

Selain itu, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, total belanja subsidi energi meningkat. Pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pun masih akan terus berjalan. Mempertimbangkan hal tersebut, Bahana merekomendasikan beli untuk beberapa saham di sektor perbankan, infrastruktur, konsumsi dan media. Bahana Sekuritas yakin, IHSG akan melenggang dan mencapai Rp 7.000, dari perkiraan indeks tahun ini di level  6.300.

Senada, Riska juga melihat emiten sektor pertambangan masih akan tertolong harga komoditas. Pembatasan pasokan batubara dari China, akan membuat permintaan batubara tinggi. Dus, harga komoditas ini juga terus naik.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman juga menjadikan saham sektor pertambangan sebagai pilihan menarik buat keranjang investasi tahun depan. Selain itu, sektor konstruksi, properti, otomotif dan alat berat juga menjadi sektor unggulan. Tapi, Norico menilai saham-saham sektor ritel masih akan diliputi banyak tekanan.

Namun, Riska lebih optimistis kalau pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa lebih baik, menjadi 5,4%. Bila itu terwujud, saham-saham konsumer pun bisa kembali menggeliat.

Saham layak beli

Dari sektor perbankan, Bahana merekomendasikan beli saham BMRI di target harga Rp 8.500 dan BBNI dengan target harga Rp 10.000 per saham. Lalu, saham infrastruktur yang menarik adalah JSMR  dengan target harga Rp 6.600 dan SMGR dengan target harga Rp 11.600 per saham.

Dari sektor konsumsi, Bahana menyarankan beli saham LPPF, RALS, GGRM dan ICBP. Target harga masing-masing saham ini adalah Rp 14.500, Rp 1.430, Rp 83.000 dan Rp 10.600 per saham.

Henry menyebut, saham media yang akan mendapat keuntungan dari iklan olahraga juga bisa jadi pilihan. Misalnya, saham SCMA dengan target harga Rp 2.350 per saham dan MNCN dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Lalu, saham pilihan OSO Sekuritas di antaranya LSIP, BBRI, ELSA, ASRI, BBTN, INDY, TINS, PTPP, BSDE dan ICBP.

Sementara itu, menu saham pilihan dari BNI Sekuritas di sektor tambang adalah PTBA, ADRO, dan HRUM. Dari sektor konstruksi dan properti, Norico memilih WIKA, WSKT, PTPP, BSDE, SMRA dan CTRA.

Tak ketinggalan, saham infrastruktur, konsumer, dan perbankan masih layak dilirik, seperti TLKM, UNVR, BBCA, GMFI, KLBF, ASII, dan UNTR.

KONTAN.CO.ID

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...