Kinerja PT United Tractors Tbk meroket tahun ini. Buktinya, hingga kuartal III-2017, pendapatan emiten berkode UNTR ini melesat 36% menjadi Rp 46,26 triliun. Kenaikan pendapatan juga berdampak positif pada laba bersih anak usaha Grup Astra ini yang berhasil loncat 80% menjadi Rp 5,64 triliun.
Capaian pendapatan UNTR dalam sembilan bulan pertama tahun ini setara dengan 86,5% dari target perusahaan sepanjang tahun. Sementara laba bersih sudah mencapai 87,3% dari target yang ditetapkan perusahaan ini.
Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman dalam risetnya 1 November lalu menyebut, faktor utama yang membuat kinerja UNTR mentereng adalah kenaikan harga komoditas, khususnya batubara, di tahun ini.
Asal tahu saja, hingga akhir September lalu, harga batubara menyentuh level US$ 94,15 per metrik ton. Bila dihitung sejak akhir 2016, harga batubara telah menanjak 24,21%. "Berkat kenaikan tersebut, permintaan terhadap alat berat yang didistribusikan UNTR meningkat pesat," kata Arif.
Buktinya, penjualan alat berat UNTR mencapai Rp 17,4 triliun hingga September 2017, atau tumbuh 64% secara year on year (yoy). Kontribusi terbesar berasal dari Komatsu, yang terjual 2.744 unit.
Tidak hanya itu, Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, menambahkan, kinerja anak usaha UNTR pun ciamik. Lihat saja unit kontraktor penambangan yang dijalankan oleh anak usaha UNTR, yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
PAMA mampu mencatat jumlah pemindahan tanah atau overburden sebesar 225 juta bank cubic metre (bcm) pada kuartal III, naik 17,8% dari kuartal sebelumnya. "Dengan indikator fundamental yang kuat, UNTR bisa dengan mudah memenuhi targetnya pada kuartal IV," kata Achmad dalam risetnya.
Diversifikasi tambang
Tapi, Analis NH Korindo Sekuritas Yuni mengatakan, terbentuknya aliansi Powering Past Coal Alliance, yang mengkampanyekan penghentian penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik sebelum tahun 2030, bisa menekan kinerja UNTR. Sudah ada 15 negara yang bergabung dalam aliansi ini.
Jika semakin banyak negara yang bergabung, ada kekhawatiran UNTR akan kehilangan pasar dalam jangka panjang. Karena itu, rencana perusahaan ini melebarkan sayap dengan masuk ke pertambangan emas jadi salah satu solusi.
Apalagi, emas merupakan instrumen safe haven, sehingga industrinya sulit redup. "UNTR telah bersiaga jauh-jauh hari untuk mengimbangi volatilitas harga batubara," kata Yuni, Senin (20/11).
Yuni optimistis pendapatan UNTR di akhir 2017 bisa mencapai Rp 62,95 triliun, dengan laba bersih Rp 8,05 triliun. Ia merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 39.425 per saham. Serupa, Arif dan Achmad juga merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing di Rp 41.000 dan Rp 38.500 per saham.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar